DIKSI.CO, SAMARINDA – Kegiatan halal bihalal kembali digelar Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kalimantan Timur (Kaltim) di Ballroom Hotel Puri Senyiur, Jalan Ruhui Rahayu, Kota Samarinda, Kamis (4/5/2023).
Pada kegiatan silaturahmi tersebut, Wali Kota Samarinda Andi Harun tak lupa memberikan sambutannya.
Dihadapan para tokoh KKSS dan ribuan undangan, Andi Harun lebih dulu menyampaikan rasa terima kasihnya karena kesuksesan acara.
“Yang saya hormati Ketua KKSS Kaltim beserta seluruh jajaran pengurus. Seluruh pimpinan KKSS ditingkat kabupaten kota beserta seluruh jajarannya, beserta tokoh-tokoh organisasi KKSS diseluruh daerah. Dan, yang kita sama-sama hormati dan banggakan pak jendral, sebutan akrabnya. Katanya calon gubernur,” ucap Andi Harun memulai sambutan di depan podium panggung.
Di awal sambutannya, pria yang karib disapa AH itu lebih banyak melontarkan narasi bernada guyonan.
Tujuannya, agar kegiatan silaturahmi bisa cair antar para tamu undangan.
“Tapi di sini ada juga pak jendral, katanya mau maju jadi calon wakil gubernur yakni mantan rektor Universitas Mulawarman. Cuman masih kurang saweran dia. Tapi itu masih lebih bagus dari pada pak Ridwan Tassa,” celetuk AH.
“Kalau saya tidak salah ingat, sudah empat kali naik balihonya. Yang terakhir sponsornya lari,” timpalnya dengan nada guyon.
Setelah melempar guyon, AH kemudian kembali menyampaikan rasa hormatnya kepada Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltim, KH Abdul Rasyid yang juga turut hadir dalam halal bihalal KKSS tersebut.
“Dan yang kita muliakan juga pembicara dan yang akan memberikan kita tausiyah, pak Ustadz Muhammad Yusuf dalam acara halal bihalal atau syukuran syawal pada malam hari ini,” kata AH.
Selain kepada para tokoh, AH juga tak lupa menyampaikan rasa hormatnya kepada para ibu-ibu yang turut hadir.
Khususnya bagi mereka yang tergabung di dalam Ikatan Wanita Sulawesi Selatan (IWSS).
“Semuanya juga yang saya hormati dan banggakan. Tentu tidak bisa saya sapa satu per satu karena banyak sekali senior. Karena tidak pernah, saya akan ceramahi pak jendral malam ini. Pak jendral, malam hari ini tidak perlu bikin baliho terpilih sudah malam ini. Sepakat kita selalu mendoakan pak jendral sukses dikarir politiknya,” ulas AH.
“Amin? Ammmiiinnnnnn,” tambahnya.
Tak berhenti sampai di situ, AH juga turut mengucapkan rasa hormatnya kepada ibu Siti Aminah yang berkenan hadir.
Sebab beliau adalah istri dari mendiang Ahmad Amin yang menjadi tokoh penting pembangunan Samarinda dan KKSS Kaltim hingga hari ini.
“Dan yang juga saya hormati ibu aminah, istri almarhum Ahmad Amin yang menjadi tokoh penting berdirinya KKSS hingga malam ini dan kita doakan agar beliau diterima disisi-Nya, Allah SWT. Kita lihat pak wakil bupati kutai barat hadir pada malam hari ini dan beri applause kepada beliau. Sejauh yang saya amati, tidak ada acara KKSS yang tidak beliau hadiri. Hadir juga pejabat TNI-Polri, pejabat sipil. Saya secara pribadi dan selaku Wali Kota Samarinda mengucapkan selamat datang kepada para peserta KKSS yang berasal dari luar Samarinda,” papar AH.
Selain menyambut langsung para tamu undangan, Andi Harun juga tak lupa mengapresiasi pelaksanaan kegiatan halal bihalal tersebut.
Karena telah digelar dengan sangat meriah, yang menandakan kesuksesan acara.
“Saya kira patut rasanya kita apresiasi acara KKSS yang digelar saat malam ini, karena berlangsung dengan meriah,” imbuhnya diiringi riuh tepuk tangan tamu undangan.
Setelah memberikan sambutannya. Orang nomor wahid di Samarinda itu, mengemukakan dua pertanyaan besar.
Yakni tentang kenapa orang asal Sulawesi Selatan suka merantau. Dan, kedua kenapa perantau banyak yang mampu meraih kesuksesan.
“Ada dua pertanyaan mendasar. Pertama kenapa orang Sulawesi Selatan doyan merantau? Jawabannya karena ingin sukses.
Pertanyaan kedua adalah, kenapa perantau Sulawesi Selatan banyak yang sukses di Kalimantan? Karena nenek moyang kita menggariskan kalau tujuan orang Sulawesi itu ingin sukses,” serunya.
Selanjutnya, kenang Andi Harun, kalau kesuksesan para perantau Sulawesi Selatan di Bumi Mulawarman juga erat bertalian dengan visi yang diturunkan sejak zaman nenek moyang.
“Perantau asal Sulsel tidak boleh tidak menentukan visi dan arah saat baru sampai tempat tujuan. Tapi dia harus lebih dulu menentukan tujuan sebelum sampai negeri rantau,” demikian Andi Harun.
(tim redaksi)