Sebab, lintasan air mengalir tepat di bawah badan jalan. Selain itu, kontur tanah yang berbukit membuat potensi longsor meningkat.
"Memang daerah rawan. Sejarahnya dulu itu tanah uruk. Jembatan juga sempat longsor dulu dan ditangani. Dua tahun lalu itu dibuatkan turap, dananya sekitar Rp200 juta," terangnya.
Terpisah, Lurah Tanah Merah, Joko mengatakan, jika kawasan rawan longsor itu sebenarnya telah dilaporkan ke Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda.
Dimana Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) sebagai instansi teknis terkait. Sebab, sejak dua bulan terakhir badan jalan sudah menggantung.
"Sudah kita laporan dua bulan lalu. Tapi karena geografisnya sepertinya jadi nggak sanggup," ucapnya.
Lantaran Jalan Talang Sari terputus dan tak bisa dilintasi, warga sementara menggunakan jalan alternatif. Memutar, melewati Gang Margo Utomo. Selagi menanti penanganan pemerintah.
"Sudah kami laporkan. Yah mudah-mudahan segera direspon pak Walikota dan menyampaikan ke DPUPR untuk segera menindaklanjuti jalan itu," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)