DIKSI.CO, BALIKPAPAN - Angka kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Balikpapan turut meningkat, terlebih di tengah pandemi Covid-19 ini.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan Sri Wahyuningsih, mengatakan dampak perekonomian yang tengah sulit menjadi celah dalam melakukan KDRT yang terjadi di masyarakat.
"Di masa Covid-19 ini kan kita tahu sendiri angka PHK juga meningkat, Covid-19 tidak hanya soal kesehatan tapi juga ekonomi. Banyak orang yang dirumahkan, banyak orang yang di PHK," katanya.
Hal ini dapat dikatakan karena banyaknya masyarakat yang kehilangan pekerjaan di tengah pandemi Covid-19, sehingga gejolak emosional muncul dan melakukan KDRT.
"Itu tentu saja berpengaruh pada tingkat emosional para kepala rumah tangga yang notabenenya harus menghidupi anggota keluarganya," katanya.
"Dimana pada saat mereka berpengaruh pada ekonomi tentu saja tingkat emosi si kepala keluarga ini, mungkin saja ada faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga KDRT itu terjadi," lanjutnya.
Terhitung dari bulan Januari hingga bulan April, sebanyak 5 kasus KDRT yang terjadi di Balikpapan. Padahal di tahun lalu pada jangka waktu yang sama kasus KDRT tidak sampai 5 kasus yang terjadi.
"Sampai bulan ini ada 5 kasus KDRT, padahal kalau dibandingkan tahun lalu grafiknya tidak sampai 5 kasus," katanya.
"Cuma kalau KDRT kan delik aduan artinya dilakukan proses mediasi-mediasi. Sebisa mungkin kalau bisa didamaikan ya didamaikan, tetapi kalau tidak bisa ya dilanjutkan," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)