DIKSI.CO, SAMARINDA - Ungkapan bahagia sebagian warga terucap saat sekoci (perahu karet) ]yang berisikan bahan logistik dan obat-obatan melintas di depan rumah-rumah warga.
Lebih kurang 4 hari sejak air Sungai Karang Mumus meluap menggenangi pemukiman warga. Baru dua hari belakangan, tepatnya pada Selasa (25/5/2020) puluhan kepala keluarga baru mendapat bantuan logistik.
"Air mulai naik hari Minggu pas lebaran Idulfitri, sampai hari Selasa kemarin baru kami dapat bantuan bahan makanan," ungkap Ibu Ngatin, warga Jalan Gelatik, RT 15, Gang Aman saat diwawancara awak media, Kamis (28/5/2020).
Ngatin menceritakan, semenjak air mulai tinggi pada Minggu lalu, pemadaman listrik di sekitar lingkungan tempat tinggalnya telah dilakukan pihak petugas PLN. Walhasil, saat malam hari warga hanya mengandalkan penerangan dari lilin dan lampu tembok.
"Kalau malam gelap sekali Mas, kami sekeluarga tidur hanya menggunakan penerangan seadanya dari lilin dan lampu tembok,” terangnya.
Ngatin yang memiliki satu orang cucu balita laki-laki dari anak bernama Dewi itu mengaku sangat membutuhkan bantuan perlengkapan bayi seperti diapers dan minyak angin. Tak hanya itu, salep antijamur pun menjadi kebutuhan yang saat mendesak lantaran setiap hari tubuh mereka basah oleh air.
“Selain sembako dan bahan makanan warga banyak cari diapers sama obat gatal. Sudah 4 hari kami berendam air banjir, kalau mau beli juga susah keluar warung-warung di sekitar rumah pada tutup," timpal Dewi anak Ibu Ngatin tersebut.
Mengenai bantuan, Dewi dan Ibunya sedikit merasa kecewa karena beberapa hari kemarin bantuan hanya terfokus di satu titik banjir.
“Agak sedikit kecewa sih Mas, kemarin-kemarin bantuan cuman fokus ke daerah Jalan Pemuda,” pungkasnya.
Meski demikian, ia menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh para donatur dan relawan yang dengan sigap membantu para warga korban banjir di Samarinda. (tim redaksi Diksi)