"Kalau musuh kelihatan, gampang. Ini musuh tidak kelihatan. Musuh kita ini sejenis jin. Jin ini ada, tapi tidak kelihatan, gaib. Kalau ini siapa yang mau kita komunikasikan," tuturnya.
Satu-satunya cara, kata Isran, bagaimana cara untuk dapat membendung dengan strategi dan taktis yang akurat, paling tidak dapat lebih menjaga. Untuk itu, pentingnya mengikuti bagaimana instruksi negara, pemerintah setiap kelembagaan terutama dengan menaati protokol kesehatan yang benar dan berdoa.
"Kita sudah sering dan tidak bosan mendengar, jaga kebersihan, pakai masker. Hindari kerumunan, jarak diatur, bukan diatur rapat tapi diatur yang minimal kerapatannya. Kota harus disiplin dengan doa. Kalau tidak berdoa, tidak melaksanakan kebatinan, keimanan dan keyakinan, kita bahaya," imbaunya.
Di acara yang sama, Pangdam VI Mulawarman Mayjend TNI Heri Wiranto membenarkan apa yang disampaikan Gubernur Kaltim dalam sambutannya. Dia mengatakan Covid-19 adalah musuh yang tidak terlihat sehingga menyulitkan untuk mengetahui kekuatan musuh.
"Covid-19 ini bukan lagi musuh terlihat tapi tidka terlihat, tapi mematikan. Kalau dalam pertempuran, jelas bisa kita susun kekuatan. Tapi sekarang Covid19 tidak jelas kekuatannya. Kita susun strategi untuk mengalahkan, termasuk kita siapkan Tim mobile-nya dalam Satgas Covid19. Intinya bagaimana kita memperkecil angka penambahan Covid19 dengan strategi mengubah prolaku masyarakat," paparnya.
Pangdam VI Mulawarman juga menegaskan upaya yang dilakukan Pemprov Kaltim bersama dengan Satgas Covid-19 telah berupaya melakukan penurunan angka positif Covid-19 bahkan menghentikan penyebaran Covid-19.
"Tingkat kesembuhan mencapai 86,3 persen ini sudah bagus. Jadi 100 persen yang kena, tapi 80 persen sembuh. Kota berupaya menurunkan dan menghilangkan angka kematian," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)