Sebelumnya, telah dilakukan rapat intensif yang melibatkan berbagai pihak terkait untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan data yang ada saat ini.
"Data yang akurat dan presisi sangat penting untuk merencanakan pembangunan. Misalnya, data kemiskinan yang tidak tepat bisa menyebabkan pemborosan APBD dan ketidaksesuaian sasaran program," jelasnya.
Pertemuan awal antara tim teknis dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dengan organisasi lokal menjadi langkah awal menuju implementasi sistem ini. Evaluasi lebih lanjut terhadap kebutuhan data dan proses pengolahan akan dilakukan dalam beberapa minggu ke depan, diharapkan akan ada kunjungan dari tim Samarinda ke Singapura untuk berdiskusi langsung dengan Ainun Najib.
"Ini adalah kolaborasi yang sangat penting bagi kami. Data adalah fondasi dari semua kebijakan pembangunan yang kita rancang," ungkapnya.
Sistem satu data Samarinda diharapkan tidak hanya mengubah cara kota ini mengelola informasi, tetapi juga menjadi model yang dapat diadopsi oleh daerah lain di Indonesia.
"Kami berharap dengan langkah ini, kami dapat mempercepat pencapaian visi misi pembangunan kota yang lebih inklusif dan berkelanjutan," pungkasnya. (redaksi)