“Jadi kegiatan ini saya berharap harus terpatri disanubari kita, terutama kita warga masyarakat, orang tua dan anak – anak kita bahwa ada tradisi dan budaya yang menjadi kekuatan tatanan leluhur bangsa kita ini, yaitu gotong royong,” tuturnya.
Edi bersyukur karena di Kukar ini budaya gotong royong masih terjaga dengan baik, oleh sebab itu tagline pemkab Kukar “Betulungan Etam Bisa”.
“Jadi Amun Etam (kalau kita) Betulungan (gotong royong) bisa Etam (kita) tangani dengan baik,” terangnya.
Bupati Edi mengingatkan bahwasanya kegiatan BBGR ini dilaksanakan selama satu bulan.
“Nanti saya minta Camat untuk mengorganisir para Kepala desa, ketua RT, tokoh masyarakat, BPD satu bulan ini bisa membuat jadwal fasilitas umum untuk dikerjakan gotong royong pembersihannya,” pintanya.
Edi berharap dengan BBGR ini, masyarakat tumbuh kesadaran individunya jiwa, budaya dan tradisi gotong royong, karena tugas – tugas ini tidak bisa pemerintah lakukan sendiri harus ada peran masyarakat.
“Jadi bulan bakti gotong royong ini dilihat historis sejarahnya sudah cukup panjang, di Kutai Kartanegara kurang lebih sudah 20 tahun, dan setiap tahun dilaksanakan terus,” pungkasnya. (adv)