DIKSI.CO, KUKAR - Lebih kurang 800 orang terlibat dalam gotong royong akbar dalam rangka Bulan Bakti Gotong Royong (BBGR) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) 2023 yang dilaksanakan Kecamatan Kota Bangun, Kamis (4/5) di jembatan Martadipura Kecamatan Kota Bangun.
Hal tersebut disampaikan sekretaris camat Kota Bangun Abdul Karim dihadapan Bupati Edi Damansyah yang berkesempatan meninjau pelaksanaan gotong royong yang akan menjadi kegiatan rutin itu.
Lebih lanjut Abdul Karim mengatakan bahwa seluruh desa juga melaksanakan kegiatan gotong royong di desanya masing-masing dan akan dijadikan sebagai budaya dan tradisi yang melibatkan semua unsur masyarakat.
Disebutkannya kegiatan gotong royong dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya, untuk menyambut bulan suci Ramadhan dan hari raya idul Fitri.
Bupati Edi Damansyah dalam arahannya mengapresiasi kekompakan masyarakat Kota Bangun dalam menjaga budaya gotong royong sebagai tradisi masyarakat Kukar.
“Kami tadi pagi di kabupaten telah melaksanakan apel Akbar pencanangan BBGR Kutai Kartanegara 2023, dan nantinya setiap tahun akan dilaksanakan oleh pemerintah, baik di tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota, hingga tingkat kecamatan, kelurahan dan desa, RT serta masyarakat,” ujarnya.
Edi mengungkapkan kenapa setiap tahun pemerintah melaksanakan satu BBGR masyarakat, ini sebagai bentuk pemerintah menjaga tradisi budaya kekuatan bangsa Indonesia khususnya di wilayah Kutai Kartanegara, yaitu yang berkaitan dengan gotong royong.
“Jadi kegiatan ini saya berharap harus terpatri disanubari kita, terutama kita warga masyarakat, orang tua dan anak – anak kita bahwa ada tradisi dan budaya yang menjadi kekuatan tatanan leluhur bangsa kita ini, yaitu gotong royong,” tuturnya.
Edi bersyukur karena di Kukar ini budaya gotong royong masih terjaga dengan baik, oleh sebab itu tagline pemkab Kukar “Betulungan Etam Bisa”.
“Jadi Amun Etam (kalau kita) Betulungan (gotong royong) bisa Etam (kita) tangani dengan baik,” terangnya.
Bupati Edi mengingatkan bahwasanya kegiatan BBGR ini dilaksanakan selama satu bulan.
“Nanti saya minta Camat untuk mengorganisir para Kepala desa, ketua RT, tokoh masyarakat, BPD satu bulan ini bisa membuat jadwal fasilitas umum untuk dikerjakan gotong royong pembersihannya,” pintanya.
Edi berharap dengan BBGR ini, masyarakat tumbuh kesadaran individunya jiwa, budaya dan tradisi gotong royong, karena tugas – tugas ini tidak bisa pemerintah lakukan sendiri harus ada peran masyarakat.
“Jadi bulan bakti gotong royong ini dilihat historis sejarahnya sudah cukup panjang, di Kutai Kartanegara kurang lebih sudah 20 tahun, dan setiap tahun dilaksanakan terus,” pungkasnya. (adv)