"Kita lihat nanti curah hujan tinggi dan sebagainya, akan dilihat nanti pada Oktober progresnya. Kalau telah mencapai 30 persen, maka Desember bisa 100 persen," jelasnya.
Crash program merupakan metode pembangunan dengan melakukan penambahan tenaga kerja, penggunaan kerja lembur, hingga shift malam.
Pembangunan RS Korpri, kontraktor bakal memperkerjakan 250 pekerja di luar manajemen. Sementara itu, untuk waktu kerja dibagi menjadi dua shitf, siang dan malam.
"Tapi jika Oktober belum selesai 30 persen, maka hal itu bisa menjadi hambatan. Kami akan diskusi ulang bersama Dinas PUPR Kaltim, apa crash program selanjutnya yang akan digunakan," sambungnya.
Seno Aji menegaskan pihaknya di DPRD Kaltim bakal memaksimalkan pengawasan terhadap infrastruktur fasilitas kesehatan ini.
Sesuai tupoksi, Komisi III bakal melakukan pengawasan secara intensif. Jangan sampai, meski pembangunan fisik rampung sesuai target, namun bertolak belakang dengan kualitas gedungnya.
"Soal pengawasan komisi III sesuai tupoksinya akan lakukan pengawasan intensif, supaya RS itu tepat waktu akhir tahun 2021. Sesuai dokumen lelang, dari kualitas wajib dijaga itulah fungsi pengawasan nantinya," pungkas Seno Aji. (tim redaksi Diksi)