DIKSI.CO, SAMARINDA - Kamis (31/10/2024), Calon Wali Kota Samarinda, Andi Harun melakukan kegiatan tatap muka secara langsung dengan warga RT 34, Gang 2, Jalan Dr Soetomo, Kecamatan Samarinda Ulu.
Dalam kesempatan itu, Andi Harun membuka obrolan dengan menekankan tidak adanya politik uang pada Pilkada Samarinda 2024.
Meski Andi Harun sebagai petahana yang memiliki kans besar untuk kembali memimpin Kot Tepian, namun kegiatan tatap muka dan pemaparan visi misi dinilainya sangat penting untuk dilakukan.
"Pertemuan seperti ini sangat penting. Karena agar masyarakat bisa ketemu dan mendengar langsung visi misi dan gagasan calon pemimpin. Kenapa ini penting? Agar masyarakat bisa mengetahui pasti apa yang akan dilakukan selama lima tahun ke depan," ucap Andi Harun mengawali pembicaraan dihadapan ratusan warga.
Lanjut Andi Harun, topik politik uang patut ditegaskan. Sebab pada ajang lima tahunan saat ini, tak sedikit pihak yang menghalalkan segala cara untuk bisa memenangkan kontestasi.
Namun hal itu tak akan berlaku pada dirinya yang berpasangan dengan Saefuddin Zuhri sebagai Wakil Wali Kota Samarinda.
"Karena ada yang menggampangkan. Caranya, dengan turunkan tim sukses, minta KTP (masyarakat) kemudian dijanjikan uang sekian-sekian. Tapi itu bukan di Samarinda ya," kata Andi Harun.
"Tapi, disisi lain ada juga pemilih yang tidak penting itu semua (penyampaian visi misi), yang penting isi amplop. Tapi bagi saya yang paling penting adalah visi misi dan gagasan. Kalau misalnya ditanya pak Andi Harun bagi amplop? Saya jawab engga," lanjut pria yang karib disapa AH.
Penolakan AH terhadap praktek politik uang dengan lantang disuarakan secara berulang. Sebabnya, karena praktek politik uang akan berujung pada lingkaran setan dan praktek korupsi. Yang tentunya hal itu akan berdampak signifikan pada kemajuan dan kesejahteraan daerah.
Asumsinya lanjut AH, jika membagi uang Rp 100 ribu untuk seluruh daftar pemilih tetap (DPT) Samarinda yang berjumlah lebih kurang 600 ribu warga, maka akan diperlukan dana yang fantastis. Yakni Rp 60 miliar untuk memenangkan calon kepada daerah tertentu.
"Kemudian pertanyaannya, bagaimana bisa mengembalikan itu Rp 60 miliar, kalau tidak ujung-ujungnya korupsi," tekan AH.
Oleh sebab itu, AH dengan tegas memutuskan dalam pilkada ini, dirinya yang berpasangan dengan Saefuddin Zuhri tidak akan bagi-bagi uang.
"Andi Harun dan Saefuddin Zuhri tidak akan membagi uang untuk mengambil hati masyarakat.
Saya pastikan sepasti-pastinya kami tidak akan melakukan serangan fajar dalam bentuk apapun. Supaya apa? Agar seperti di periode pertama, kita bisa bekerja tanpa adanya beban. Oleh karena itu kami membutuhkan orang-orang yang bisa dengan ikhlas memilih," seru AH.
Setelah memastikan tak adanya politik uang, AH kemudian melanjutkan dengan penyampaian visi-misi. Yang mana pada kesempatan itu, AH jika mendapat izin untuk melangkah ke periode kedua akan berfokus pada tiga program utama. Yakni pengendalian banjir, penataan kota, dan ekonomi.
"Pengendalian banjir akan tetap berlanjut. Karena kita akui belum 100 persen teratasi. Kedua kita lanjutkan penataan kota. Pertama sampah, dan ini butuh bantuan semua masyarakat. Yang ketiga ekonomi. Ini penting. Karena ekonomi ada yang tidak kelihatan. Caranya harus dengan menjaga stabilitas negara, stabilitas daerah. Karena saat stabilitas terjaga, maka ekonomi akan lancar. Salah satunya adalah probebaya yang dipastikan akan terus berlanjut," pungkasnya. (*)