"Kami melakukan penghentian operasional sejak tanggal 6 April sampai 4 Mei, demi keselamatan tamu dan karyawan. Serta mengikuti anjuran pemerintah dalam memutus penyebaran Covid-19," katanya.
"Berbicara kerugian sudah pasti sangat jelas rugi, bahkan hingga 100 persen karena operasional disetop sementara, termasuk pegawai hotel. Mereka sementara waktu dihentikan dan dipekerjakan kembali hingga kondisi benar-benar stabil," sambungnya.
Saat ditanya apa yang diharapkan pada pemerintah terkait dampak Covid-19 saat ini, Adith yang juga merupakan Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) itu mengharapkan jika pemerintah dapat memberikan kebijakan dan memberikan solusi bagi usaha perhotelan terutama dalam hal tanggungan beban hotel, seperti pajak hotel, pembayaran listrik, air dan yang lainnya.
"Hingga saat ini kami para pengelola hotel masih menunggu kebijakan seperti apa yang akan dikeluarkan pemerintah," ungkapnya.
Selain itu, diakuinya pihaknya siap berkontribusi pada pemerintah terkait penanggulangan pandemi yang semakin mengkhawatirkan saat ini.
"Kami siap jika pemerintah meminta, terutama terkait penyedian tempat alternatif untuk tenaga medis Covid-19. Intinya kita semua sama-sama berharap agar bencana ini segera cepat berlalu agar perekonomian kita menggeliat kembali," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)