Peran komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan komoditi bukan makanan.
Pada Maret 2024, komoditi makanan menyumbang sebesar 70,82 persen terhadap garis kemiskinan, sedangkan komoditi bukan makanan hanya menyumbang 29,18 persen.
Pada Maret 2024, komoditi makanan memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan (GK), baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Beras masih menjadi penyumbang terbesar, yakni sebesar 17,45 persen di perkotaan dan 19,85 persen di pedesaan.
Rokok kretek filter menjadi kontributor terbesar kedua dengan sumbangan 13,98 persen di perkotaan dan 16,02 persen di pedesaan.
Di perkotaan, komoditi terbesar selanjutnya adalah daging ayam ras, telur ayam ras, dan mi instan, masing-masing dengan kontribusi sebesar 4,72 persen, 4,15 persen, dan 2,85 persen.
.
Di pedesaan, komoditi terbesar selanjutnya adalah telur ayam ras, daging ayam ras, dan mi instan, masing-masing dengan persentase penyumbang sebesar 4,17 persen, 3,14 persen, dan 2,73 persen.
.
Pada Maret 2024, rata-rata satu rumah tangga miskin di Kaltim memiliki 5,13 anggota rumah tangga. Sehingga, secara rata-rata, garis kemiskinan per rumah tangga di Katim pada Maret 2024 adalah sebesar Rp 4.278.189 per rumah tangga per bulan.
Sebagai informasi, angka kemiskinan di seluruh provinsi menunjukkan bahwa angka kemiskinan terendah ada di Bali sebesar 4,00 persen dan tertinggi di Papua Pegunungan sebesar 32,97 persen dan angka kemiskinan di Kaltim berada di bawah rata-rata nasional yang tercatat sebesar 9,03 persen.
(*)