"Sedikit kelimpungan sih mas, soalnya sebelum anak belajar kita (orangtua) harus foto persiapan anak, kemudian dikirim ke grup WhatsApp, setelah selesai kirim lagi hasilnya ke chat personal guru," terangnya.
Selain itu, tugas yang diberikan pun dinilai Susi cukup sulit untuk dikerjakan setingkat anak kelas 5 SD. Masih butuh penjelasan secara rinci dari para guru.
"Tugas-tugasnya selain banyak juga sulit, masih butuh guru untuk menjelaskan, kami orangtua ini secara pengetahuan sudah terbatas, mungkin itu salah satu faktornya," ucapnya.
"Latar belakang orangtua itu beda-beda, ada yang sekolah ada juga yang gak, makanya dia sekolahkan anaknya supaya ada yang lebih kompeten mengajari anaknya dalam hal pendidikan, tapi ya karena ada corona mau gak mau harus berusaha bisa," tambahnya.
Dikutip dari laman Detik.com, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim angkat suara terkait banyaknya keluhan para siswa yang merasa terbebani dengan banyaknya tugas sekolah yang diberikan guru saat belajar di rumah karena pandemi virus Corona. Nadiem mengakui selama ini masih banyak sekolah yang belum mengimplementasikan dengan baik proses pembelajaran yang menyenangkan.
"Ini isu terbesar bahwa banyak sekali sekolah maupun guru yang masih belum full mengimplementasikan pembelajaran yang menyenangkan dan juga menyajikan kurikulum dengan cara yang menyenangkan. Ini bukan cuma masalah online learning, tapi ini masalah untuk online dan offline learning," kata Nadiem dalam telekonferensi yang digelar Kemendikbud, Kamis (9/4/2020).
Nadiem menyadari saat ini banyak guru yang masih memberikan pekerjaan rumah yang banyak kepada para siswa dalam proses belajar secara daring. Namun, dia mengatakan hal itu merupakan akibat banyak guru yang masih melakukan proses transisi dari sistem belajar secara tatap langsung ke sistem belajar online.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Samarinda Asli Nuryadin turut menanggapi persoalan ini, secara umum telah disampaikan bahwa alat ukur pemberian tugas kepada siswa saat ini tidak ada yang pasti.
Namun sejak awal telah kami (Disdik) sampaikan bahwa tujuan utama belajar di rumah ini adalah untuk melakukan isolasi diri atau physical distancing.
"Kontennya itu sebenarnya di sana. Sehingga kita melihat kondisi kebiasaan dan peran orangtua di rumah terkaget-kaget. Pastilah ada keluhan karena kita belum terbiasa. Makanya kami berpesan kepada guru supaya tugas itu jangan yang memberatkan anak-anak," ujar abce saat dihubungi Diksi.co via telepon whatsapp, Sabtu (11/4/2020).