DIKSI.CO, SAMARINDA - Musim penghujan setiap tahun menajdi teror bagi warga Samarinda. Khususnya warga yang bermukim di kawasan Kelurahan Sungai Siring, Kelurahan Lempake, Perumahan Griya Mukti Sejahtera, dan Perumahan Bengkuring.
Pasalnya, kawasan tersebut kerap jadi langganan banjir. Penyebab banjir pun tidak hanya dari tingginya volume akibat curah hujan tinggi melainkan juga disebabkan air kiriman dari wilayah Kutai Kartanegara.
Diketahui bersama, penanggulangan banjir merupakan program prioritas Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda Andi Harun dan Rusmadi.
Pemkot Samarinda mendapat undangan pihak stasiun televisi lokal TVRI Kalimantan Timur untuk berbincang terkait penyebab dan penanggulangan banjir baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Talk show ini juga dihadiri anggota Komisi III DPRD Samarinda Jasno dan pengamat sosial Arifin.
Wali Kota Samarinda Andi Harun di dalam salah satu sesi talk show menyampaikan, salah satu penyebab lain yang memperparah kondisi banjir di beberapa kawasan di Samarinda adalah adanya limpasan air dari Desa Badak Mekar, Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara.
"Air nya dari Badak Mekar kita yang menanggung penanganannya dan masalah sosialnya," ungkap wali kota, Senin (6/9/2021).
Pemkot Samarinda bersama DPRD Samarinda berencana akan melakukan komunikasi terkait permasalahan limpasan banjir yang melibatkan dua Kabupaten/Kota.
"Saya juga meminta DPRD Samarinda bangun komunikasi dengan DPRD Kukar agar permasalahan ini bisa ditangani bersama," tuturnya.
Selain itu, Pemkot Samarinda saat ini telah menyiapkan solusi jangka pendek menengah dan jangka panjang.
Solusi jangka pendek disebutkan wali kota yakni akan melakukan pengerukan drainase yang mengalami sedimentasi parah.
"Kita akan melakukan drainase, gotong royong akan kita galakkan, itu jangka pendek. Kemudian beberapa pekerjaan yang akan masuk dalam tahap pengerjaan di simpang 4 Lembuswana, simpang 4 Sempaja , serta di wilayah D.I Pandjaitan," bebernya.
Rencana jangka yang tengah dicanangkan Pemkot Samarinda yakni pembangunan polder di kawasan Kelurahan Sungai Siring.
"Misalnya memfungsikan eksploit yang ada di daerah utara, lagi dilakukan penelitian. Kemudian kita akan berusaha membangun satu polder di daerah ulu yakni di sekitar bandara Sungai Siring," sambungnya.
Menanggapi pemaparan wali kota, Pengamat Sosial sekaligus Akademisi Fisip Universitas Mulawarman M Arifin mengatakan, bahwa persoalan banjir memiliki dua persoalan. Pertama persoalan alam dan persoalan sosial.
Ia mengaku salut dengan analisa Wali Kota Samarinda dalam upaya menanggulangi banjir di kota Tepian.
"Secara pribadi salut. Terlebih saya warga Bengkuring," ucapnya dalam talk show bersama TVRI Samarinda.
Arifin menambahkan, penyebab banjir tidak lepas daripada aktivitas ekonomi masyarakat. Bahwa ada eksplorasi yang berlindung pada rencana pengalihan fungsi lahan.
"Yang tadinya ada fungsi lahan untuk penampungan air, ini semua mengalami perubahan," ujarnya.
"Ada persoalan-persoalan ekonomi yang merubah banyak hal di dalam penataan ruang Kota Samarinda," tambahnya.
Arifin tak menampik bahwa Kota Samarinda selalu seiring sejalan dengan bencana banjir sejak sebelum kepemimpinan Andi Harun-Rusmadi.
"Perlu penanganan yang serius untuk meminimalisir. Saya kira apa yang dilakukan bapak wali kota itu sangat luar biasa. Alur dan sejarah perjalanan air dari asal, perjalan dan tujuannya kemana itu sudah terbaca," ungkapnya.
Lanjutnya, perlu keterlibatan masyarakat secara luas. Dan pemerintah hadir sebagai penyedia infrastruktur pembangunan penanggulangan banjir.
"Untuk pembenahan infrastruktur kota untuk penanggulangan banjir saya kira sudah cukup maksimal, dalam artian masih perlu ditambah lagi," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)