“Total semuanya ada enam orang, dua yang jadi korban (kehilangan nyawa). Semuanya murid SMP di Tanah Grogot,” ucap Putu.
Informasi dihimpun empat kawan lainnya yang menjadi saksi adalah AB (14), MHI (14), MI (14) dan MRS (14). Dari keterangan kawan-kawan korban, kata Budi, keenamnya berangkat dari Grogot siang hari dan sampai danau biru jelang sore.
Danau ini memang langganan warga sekitar sebagai lokasi wisata. Padahal sejatinya itu lubang bekas tambang yang luput dari reklamasi.
Enam sekawan ini kemudian menikmati pemadangan yang memikat namun mematikan. Setelahnya, mereka hendak berencana mengambil rakit yang berada di tengah danau.
Mendekati rakit, dua kawannya yang menyusul dari belakang tak kuat mengayuh kaki dan sempat kehabisan napas karena kelelahan. Kedua korban lalu berusaha menolong bersama kawannya yang lain. Namun ketiganya tanpa pelampung.
“Terjadi tarik-menarik yang menyebabkan kedua korban tenggelam dan tidak tertolong,” sebutnya.
Setelah menerima informasi tersebut pihaknya langsung bergerak evakuasi korban di lokasi. Posisi saat ditemukan, kedua korban sudah kehilangan nyawa.
Dengan demikian, dari catatan Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim sudah 39 orang kehilangan nyawa di Benua Etam.
“Korban maupun saksi langsung dilarikan ke rumah sakit untuk dapatkan perawatan,” pungkasnya. (tim redaksi Diksi)