Sabtu, 23 November 2024

Wali Kota Sebut Hasil Screening Bisa Positif Palsu, Simak Penjelasan Tim Surveilans Bontang Soal Rapid Test

Koresponden:
Irwan Wahidin
Kamis, 16 April 2020 2:19

Jubir gugus percepatan penanganan covid-19 Bontang, Adi Permana / Diksi.co

DIKSI.CO, BONTANG - Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni sebut hasil screening uji rapid test bisa dikatakan palsu, menyusul keluarnya hasil rapid tes 2 dari total 16 orang tanpa gejala (OTG) yang telah dinyatakan positif.

Saat ini kedua orang itu sudah opname sejak Senin (13/4) siang di rumah sakit umum daerah (RSUD) Taman Husada Bontang, untuk menjalani masa isolasi setelah keluar hasil positif (reaktif Immunoglobulin G/IgG) pada pemeriksaan uji rapid tes corona virus disease (Covid-19).

"Dari ijtima Gowa 2 positif rapid test tapi itu bukan swab, masih screening, belum pasti. Positif palsu bisa jadi. Kalau dilihat dari riwayat pernah kesana (Gowa) dan ada kontak, itu masih faktor resiko tinggi," ungkap Neni, Rabu (15/4) kemarin.

Selaras dengan penuturan Neni, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang dr. Bahauddin menambahkan bahwa hasil rapid test yang telah positif belum tentu bisa dipercayai sepenuhnya. Butuh pemeriksaan lanjutan yakni dengan pengambilan sampel swab yang akan diuji di laboraturium untuk memastikan kebenarannya.

"Intinya positif rapid test belum dinyatakan positif covid. Angka rapid untuk negatif atau positif palsunya masih tinggi, bahkan akurasinya cuma 36 persen, maka perlu hasil pemeriksaan swab untuk kepastiannya," tuturnya.

Menyimak apa yang disampaikan oleh oleh Wali Kota dan Kadinkes, memunculkan pertanyaan bagi sebagian orang, mengapa bisa dikatakan positif palsu ? Apakah alat rapid test tidak berfungsi maksimal ? Tentu perlu untuk diketahui bersama.

Melalui juru bicara gugus percepatan penanganan Covid-19 Bontang, Adi Permana menjelaskan tentang penggunaan rapid test.

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait
breakingnews