Karena opsi jalan layang dianggap terlalu besar dari segi pembebasan lahan, itulah mengapa opsi terowongan kemudian diambil oleh Pemkot Samarinda.
"Oleh karena itu, saya memilih opsi terowongan yang tidak hanya memecahkan persoalan jalan, terowongan juga menjauhkan pemerintah dari persoalan sosial," ucap Andi Harun.
Efek positif lainnya, dengan adanya terowongan ini bisa menjadi landmark baru untuk Kota Samarinda.
"(Terowongan) kira-kira bisa dikenang dan menjadi kebanggaan orang Samarinda. Akan menjadi sebuah mahakarya dari pemerintahan saat ini," ujarnya.
Diketahui pembangunan terowongan dengan panjang trase 700 meter, dan panjang struktur 400 meter ini diperkirakan selesai pada tahun 2024.
Pembiayaan kegiatan pembangunan terowongan/tunnel itu menggunakan anggaran APBD Kota Samarinda dan BANPROV, dengan nilai senilai Rp. 395.972.799.00 dengan estimasi waktu pelaksanaan 22 Bulan (660 Hari).