DIKSI.CO - Berita nasional yang dikutip DIKSI.CO tentang update warga yang memiliki tagihan listrik hingga Rp 20 jutaan.
Beberapa hari lalu, nama Teguh Wuryanto sempat heboh di media sosial.
Hal ini tak lepas usai ia komplain akan tagihan listrik yang mencapai Rp 20 jutaan.
Teguh Wuryanto (56), seorang pemilik bengkel di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Malang, Jawa Timur terkejut melihat tagihan listrik bengkelnya.
Teguh mengatakan, tagihan listrik naik 20 kali lipat di bulan Mei menjadi Rp 20.158.686, 00 (Dua puluh juta seratus lima puluh delapan ribu enam ratus delapan puluh enam rupiah).
Meski sempat kecewa dan mempertanyakan dasar tagihannya, Teguh akhirnya ikhlas membayar dengan sistem cicilan.
"Saya sudah ikhlas mas, tidak ada dendam sama sekali di hati saya, ikhlas demi kebaikan bersama," kata dia, Kamis (11/06/2020).
Berawal penggantian meteran listrik
Naiknya tagihan listrik, kata Teguh, terjadi sejak meteran listrik bengkelnya diganti dari analog ke digital.
Penggantian dilakukan pada Januari 2020.
Sejak bulan itu, tagihan mengalami kenaikan. Kenaikan tagihan masih dirasa wajar hingga bulan Mei 2020.
Berdasarkan faktur tagihan, jumlah tagihan listrik bengkelnya pada Februari sebesar Rp 2.152.494, 00.
Kemudian di bulan berikutnya Rp 921.067,00.
Lalu naik di Bulan April menjadi Rp 1.218.912,00.
Tagihan Mei 20 juta, naik 20 kali lipat
Pada bulan Mei, tagihan itu naik 20 kali lipat.
Ia harus membayar Rp 20.158.686,00.
"Logikanya tidak mungkin bisa tagihan listrik segitu. Apa yang saya gunakan?" tutur dia.
Setelah diusut, penyebab tagihannya naik adalah kebocoran daya reaktif (kVarh).
Kebocoran ini bersumber dari alat berupa kapasitor yang rusak dan tak berfungsi.
Teguh menyayangkan pihak PLN tak menyosialisasikan alat kapasitor itu ketika mengganti meteran listrik.
"Harusnya disurvei dulu ya. Kalau kapasitor saya rusak dan meteran digital sensitif. Karena namanya orang jualan harus memberikan pelayanan. Mereka asal main ganti,” ujar Teguh.
Penjelasan PLN
PLN pun menawarkan skema pembayaran dengan cara dicicil kepada Teguh.
PLN mengatakan, tagihan yang harus dibayar oleh Teguh nilainya tetap sama, yakni sekitar Rp 20 juta.
"Karena secara pemakaian sudah betul, ya solusi yang kami tawarkan sama dengan yang lain, artinya cicilan pembayaran," kata Manager Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan PLN Malang Raya M Eryan Saputra.
Eryan mengemukakan, kerusakan kapasitor itulah yang membuat tagihan membengkak.
Kerusakan tersebut adalah tanggung jawab pengguna.
"Pada intinya dari sisi peralatan PLN tidak ada yang bermasalah, tapi dari sisi pelanggan ada perawatan namanya kapasitor sudah tidak berfungsi dengan baik," ujar Eryan.
Ikhlas dan rela
Meski sempat kecewa, Teguh pun akhirnya rela membayar tagihan listrik Rp 20 juta itu.
Ia diberi kurun waktu enam bulan untuk melunasi cicilannya.
"Saya sudah ikhlas, tidak ada dendam sama sekali di hari saya, ikhlas demi kebaikan bersama," kata Teguh.
Ada dua alasan Teguh rela membayar tagihan. Pertama, dirinya masih membutuhkan listrik untuk usahanya.
Kemudian, pihak PLN juga telah memberikan solusi pembayaran tagihan dengan mencicil. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Teguh dan Tagihan Listrik Rp 20 Juta, Awalnya Kecewa, Berakhir Rela", https://malang.kompas.com/read/2020/06/12/11383501/kisah-teguh-dan-tagihan-listrik-rp-20-juta-awalnya-kecewa-berakhir-rela?page=all.