Jumat, 22 November 2024

Tunggu Jawaban Kapolres Kukar, Karyawan PT BEP Bertahan di Depan Kantor Mapolresta Kukar

Koresponden:
Achmad Tirta Wahyuda
Selasa, 21 Desember 2021 5:46

Ratusan karyawan PT BEP saat pilih bertahan di depan kantor Mapolresta Kutai Kartanegara, Selasa (21/12/2021)/DIKSI.CO

DIKSI.CO, SAMARINDA - Ratusan pekerja tambang batu bara PT Batuah Energi Prima (BEP) menunggu kepastian jawaban dari Kapolres Kutai Kartanegara (Kukar) di depan Mapolresta Kukar.

Dari pantauan di lokasi, para karyawan memilih bertahan di lokasi aksi unjuk rasa sampai permintaan mereka dipenuhi.

Salah satunya peserta aksi, Erfan yang berposisi di bagian produksi mengatakan, sejak jalur Hauling ditutup oleh oknum preman dirinya tidak lagi bekerja. 

"Setiap hari kami hanya turun ke perusahaan, tidak ada kegiatan. Kami ingin jawaban bisa mencari nafkah, kalaupun di luar ranah pihaknya. Silahkan polisi bekerja," ujar Erfan saat diwawancara disela istirahat aksi.

Sementara itu, selama berjalan aksi dijaga ketat oleh puluhan aparat Polres Kukar. Mediasi ditawarkan Polres Kukar melalui Kabag Ops, AKP M Aldy Arjasatya untuk beradensi secara perwakilan dan menampung aspirasi para buruh. 

"Kami akan tindak lanjuti. Mungkin nanti lebih jelasnya bagaimana akan kita jelaskan di dalam. AKP Dedik Santoso akan menjelaskan terkait persoalan tersebut," tuturnya terpisah.

Diberitakan sebelumnya, 600 lebih Karyawan PT Batuah Energi Prima (BEP) geruduk kantor Mapolresta Kutai Kartanegara (Kukar) pada, Selasa (21/12/2021).

Rombongan massa aksi tiba di depan kantor Kapolresta Kukar pada pukul 11.42 WITA dengan menggunakan transportasi bus dan mobil operasional perusahaan. Serta turut membawa spanduk dengan berbagai macam tulisan berisikan tuntutan karyawan.

Aksi ini dimulai dengan berdoa bersama dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

Salah satu perwakilan perusahaan menyampaikan alasan aksi ini digelar. Dikatakan bahwa kedatangan ratusan karyawan PT BEP ke kantor Mapolresta Kutai Kartanegara merupakan buntut dari adanya pemblokiran akses jalan perusahaan atau hauling oleh oknum kelompok masyarakat.

"Dengan adanya pemblokiran kami tidak bisa bekerja seperti biasanya," ujar perwakilan perusahaan dari atas mobil dengan pengeras suara.

"Kami memohon atensinya. Karena ada oknum yang mengatasnamakan ormas dengan sengaja mengganggu lahan bekerja kami," timpalnya. (tim redaksi Diksi)

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews