DIKSI.CO, SAMARINDA - Presiden Jokowi pada akhir pekan lalu, menyotori tren lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di luar Jawa-Bali.
Tren kenaikan itu bahkan terjadi pada dua pekan terakhir, atau selama pelaksanaan PPKM Level 4 di sejumlah daerah.
Per 6 Agustus 2021 kemarin, pusat mencatat kontibusi kasus dari luar Jawa-Bali mencapai 21.374 kasus atau 54 persen dari kasus nasional.
"Kelihatannya terjadi pergeseran lonjakan dari Jawa Bali menuju ke luar Jawa Bali dan selama dua minggu terakhir ini penambahan kasus-kasus baru di provinsi di luar Jawa terus meningkat," kata Presiden Jokowi, Sabtu (7/8/2021).
Presiden menyampaikan ada lima provinsi yang disoroti pihaknya langaran mengalami lonjakan kasus harian yang tinggi.
Lima provinsi tersebut di antaranya Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Papua, Sumatera Barat dan Riau.
Seperti terlihat per Minggu (8/8/2021) kemarin, kasus aktif pasien Covid-19 di Kaltim mencapai 21.415 pasien.
Muhammad Sabani, Sekretaris Provinsi Kaltim menyebut kenaikan kasus beberapa pekan terkahir di Kaltim, merupakan buah pelaksanaan tracing dan testing secara maksimal.
"Ya kami intensifkan, tracing dan testing diperbanyak sehingga ketemulah angka itu (jumlah kasus harian)," kata Sabani, dikonfirmasi Senin (9/8/2021).
Pemprov Kaltim menilai perlu dilakukan tracing dan testing dalam jumlah besar, lantaran pihaknya menilai virus varian baru lebih ganas dari varian sebelumnya.
Untuk itulah, kondisi kasus Kaltim terlihat tinggi lantaran banyak kasus yang ditemukan oleh Satgas Covid-19 Kaltim.
"Kalau Kaltim tracingnya kurang, testingnya kurang tentu angkanya rendah. Karena ini ada gejala yang cukup, virus yang agak sedikit ganas maka tracing diintensifkan, testing juga diperbanyak," jelasnya.
"Walaupun mungkin masih banyak yang belum tercover. Tapi tentu dengan sudah ketahuan yang terkonfirmasi maka penanganannya juga lebih jelas. Itulah sebabnya, ada peningkatan pada waktu minggu-minggu yang lalu," sambungnya.
Sabani menegaskan jika seluruh provinsi melakukan upaya serupa, ia menduga angka kenaikan kasus di seluruh provinsi juga akan naik lebih besar dari angka saat ini.
"Bisa saja juga dilakukan di Indonesia begitu. Kalau tracingnya diintensifkan seluruh Indonesia, angkanya bisa lebih besar dari yang ada sekarang," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)