DIKSI.CO, SAMARINDA - Antrean truk di bahu jalan membuat resah warga. Pasalnya, akibat perilaku para sopir truk kerap menjadi penyebab kecelakaan. Terbaru, satu orang meninggal dunia setelah menabrak belakang truk yang terparkir di Jalan Ir. Sutami beberapa lalu.
Menanggapi persoalan ini, Pemerintah Kota Samarinda bergerak cepat menindaklanjuti persoalan ini. Pemkot langsung memanggil pihak PT Pertamina Patra Niaga Samarinda pada, Senin 11 Oktober yang lalu untuk meminta penjelasan terkait penyebab menjamurnya parkir truk, khususnya di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Dikonfirmasi awak media, Wali Kota Samarinda, Andi Harun menduga biang kerok antrean panjang truk di SPBU di Kota Tepian adalah pengklasifikasian harga subsidi dan non subsidi bahan bakar solar.
Menurut Andi Harun, persoalan antrean truk di SPBU hingga membuntut ke badan jalan membuat masyarakat jengah. Tak sedikit peristiwa kecelakaan terjadi akibat posisi parkir truk yang melebar badan jalan.
"Antrean truk itu harus dihentikan karena sudah menimbulkan korban nyawa. Dan diduga biang kerok masalahnya adalah Pertamina," ujar Andi Harun kepada awak media.
Akan hal tersebut, orang nomor satu di Samarinda itu menyatakan siap mempertahankan argumentasinya melalui seminar dan diskusi terbuka kepada pihak manapun. Termasuk dengan PT Pertamina sendiri.
"Aku siap seminar diskusi terbuka dengan siapapun soal ini," katanya.
Andi Harun melanjutkan, dalam pertemuan khusus itu dipaparkan PT Pertamina Patra Niaga yang merupakan anak usaha dari PT Pertamina, penyebab terjadinya antrean truk panjang lantaran masih adanya harga solar yang subsidi dan non subsidi.