DIKSI.CO, SAMARINDA- Sejak memasuki masa pandemi Covid-19 di Kota Tepian, hampir setiap peristiwa jatuhnya orang sakit hingga meninggal, para tenaga medis selalu siap siaga mengenakan alat pelindung diri (APD) untuk melakukan evakuasi maupun hanya sekadar pengecekan biasa.
Hal tersebut juga tergambar saat kepanikan warga yang terjadi di kawasan Perumahan Grand Taman Sari (GTS) Jalan HAMM Rifadin, Kelurahan Harapan Baru, Loa Janan Ilir, kemarin (24/4/2020) pukul 11.30 Wita. Kala itu, kepanikan datang dari buruh bangunan yang mengegerkan warga.
Pasalnya, kepanikan ditengarai seorang buruh bangunan bernama Suprianto (42), mendadak mengalami kejang-kejang dan setelahnya tewas di sebuah bangku kayu di depan salah satu ruko di Blok E 3, RT 31. Buruh lain yang panik, lantas memberitahu ke satpam perumahan yang kemudian menginformasikannya ke Polsek Samarinda Seberang.
Tak satupun buruh atau warga di sana berani mendekat. Mereka seakan takut, Suprianto terjangkit wabah virus korona (Covid-19). Sutrisno (40), teman sekamar Suprianto, menjelaskan bahwa saat itu dirinya duduk di samping Suprianto yang sedang baring di bangku kayu depan ruko. Ketika itu Suprianto tiduran sambil mendengan musik melalui headset yang terpasang di telinga.
Tiba-tiba saja tubuh Suprianto kejang-kejang dan membuat Sutrisno heran. Dia pun coba menggerakkan tubuh Suprianto yang ternyata sudah tak bernyawa.
"Berdasarkan keterangan saksi-saksi. Korban (Suprianto, Red) tidak pernah mengeluh sakit. Namun beberapa hari sebelumnya, korban sempat mengeluh masuk angin dan sakit gigi," beber Kapolsek Samarinda Seberang Kompol Suko Widodo, Sabtu (25/4/2020).
Meski begitu, evakuasi jenazah Suprianto kala itu dilakukan oleh Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 yang mendapatkan koordinasi dari Polsek Samarinda Seberang.
"Dalam kondisi saat ini antisipasi (evakuasi jenazah dari Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19) memang harus terus kita lakukan bersama," kata polisi berpangkat melati satu tersebut.
Dari hasil pemeriksaan (Gugus Tugas), tidak ada gejala seperti yang disangkakan (Covid-19). Dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Jasad korban juga sudah dievakuasi ke RSUD IA Moeis," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)