Mestinya yang dirasakan pada jalan di Kaltim adalah kenyamanan berkendara.
“Ke depan yang harus dikejar adalah peningkatan kelas jalan bukan hanya sekadar pada perbaikan jalan, sebab standar jalan kita masih kelas B, maka sampai kapanpun akan menghabiskan uang saja, kecuali levelnya dinaikkan menjadi kelas A dari sisi material dan pekerjaan,” jelasnya.
Ia menuturkan, momentum Kaltim yang di usianya ke-66 tahun harus berani berdaulat untuk melakukan perbaikan di segala sektor.
Apalagi posisi APBD Kaltim sudah mengalami peningkatan menjadi Rp17,2 triliun.
“Apa gunanya APBD besar jika tingkat kesejahteraan masyarakat biasa saja, dan ketimpangan infrastruktur masih ada di daerah pelosok, serta level jalan belum dinaikkan ke kelas A,” terangnya.
Selain itu katanya, kesenjangan sumber daya manusia (SDM) mesti dilakukan pemerataan.