Perumahan Guru di Jalan AWS Kembali Terbakar, Api Berasal dari Pembakaran Sampah

DIKSI.CO, SAMARINDA – Asap tebal membumbung tinggi di langit Kota Tepian, Selasa sore (11/11/2025).
Kobaran api melahap tumpukan barang bekas di sebuah bengkel loakan di Jalan Abdul Wahab Syahranie, tepatnya kawasan Perumahan Guru RT 28–RT 29.
Warga panik, sementara petugas pemadam kebakaran dan relawan berjibaku menaklukkan si jago merah di tengah lalu lintas padat.
Api yang muncul sekitar pukul 16.25 Wita itu diduga kuat berasal dari aktivitas pembakaran sampah yang tak terkendali.
“Begitu dapat laporan dari warga, kami langsung terjunkan tiga posko, posko 2, posko 3, dan posko 11,” ujar Kepala Bidang Kebakaran dan Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran Samarinda, Akhmad Supriyanto, di lokasi kejadian.
Menurutnya, sumber api pertama kali muncul dari area tumpukan barang bekas yang berisi plastik, suku cadang, dan bemper mobil semua bahan yang sangat mudah terbakar.
“Padahal cuma satu titik aja yang terbakar, tapi karena bahannya pemicu api semua, jadi cepat membesar. Untung cepat ditangani, alhamdulillah sekitar satu jam sudah padam,” jelas Supriyanto.
Lokasi kebakaran yang berada di tepi jalan utama memudahkan akses petugas, namun mereka juga harus menghadapi warga yang menonton terlalu dekat.
“Sempat ada sedikit ketegangan antara relawan damkar dan pengendara yang memaksa lewat. Tapi situasi cepat dikendalikan setelah kami pasang garis pembatas,” katanya.
Salah satu pegawai bengkel, Erwin, menceritakan api bermula dari pembakaran sampah daun bambu di pojok halaman.
“Sekitar jam 4 lewat 5, cuma bakar sampah sedikit. Tapi karena angin, api merambat ke tumpukan bemper,” ujarnya.
Erwin sempat mencoba memadamkan api menggunakan semprotan air dari mesin cuci motor, namun usahanya gagal.
“Sudah disemprot, tapi apinya cepat besar. Karena semua bahan plastik, langsung menyambar. Yang terbakar itu cuma bemper-bemper bekas aja,” katanya.
Pantauan di lapangan menunjukkan, sebagian besar yang terbakar adalah tumpukan bemper mobil bekas dan plastik-plastik yang menumpuk di halaman bengkel.
Tidak ada korban jiwa, namun kerugian material diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.
Akhmad Supriyanto menegaskan, kejadian ini menjadi pengingat bagi masyarakat Samarinda agar berhenti membakar sampah sembarangan.
“Belum seminggu dari kejadian kebakaran di Rumah awalnya, sekarang terulang lagi. Kami sudah sering imbau, tapi masih banyak yang tidak sadar,” ujarnya.
Menurutnya, kebakaran seperti ini sering kali disebabkan oleh kelalaian.
“Namanya musibah, tidak ada di kalender. Kadang bukan disengaja, tapi karena lalai. Tapi kalau sudah begini, ya harus jadi pelajaran,” katanya.
Dalam peristiwa ini, tiga posko pemadam dikerahkan—posko 2, posko 3, dan posko 11—dengan total enam unit armada dan puluhan petugas. Mereka dibantu sejumlah relawan yang turut berjibaku di lapangan.
“Koordinasi berjalan lancar. Api bisa kita lokalisir supaya tidak merembet ke rumah warga,” katanya.
Selama proses pemadaman, arus lalu lintas di Jalan Abdul Wahab Syahranie sempat ditutup sementara. Beberapa pengendara yang memaksa melintas ditegur keras oleh petugas karena membahayakan diri dan menghambat kerja pemadam.
“Kami minta pengertian warga. Keselamatan dan kecepatan penanganan lebih penting,” ujar Supriyanto menegaskan.
Sekitar pukul 17.30 Wita, api berhasil dipadamkan seluruhnya. Petugas kemudian melakukan pendinginan untuk memastikan tidak ada bara yang tersisa.
Sejumlah warga sekitar mengaku panik saat melihat kobaran api yang menjulang.
Beberapa warga lain juga ikut membantu memindahkan barang-barang dari rumah terdekat untuk mengantisipasi jika api merembet.
Menutup keterangan, Supriyanto kembali menegaskan larangan membakar sampah, terutama di musim kemarau.
“Sekali lagi, kami mohon warga jangan bakar sampah. Kalau pun terpaksa, harus diawasi betul. Karena bahan-bahan di sekitar rumah banyak yang mudah terbakar,” tegasnya.
Ia menambahkan, pihaknya akan memperkuat patroli dan koordinasi dengan kelurahan untuk menekan angka kebakaran akibat kelalaian warga.
“Kita tidak bisa kerja sendiri. Kesadaran masyarakat sangat penting. Api kecil jangan disepelekan,” katanya.
Kebakaran di Jalan Abdul Wahab Syahranie menjadi catatan penting bagi pemerintah kota. Meski hanya melalap tumpukan barang bekas, kejadian ini nyaris menimbulkan kepanikan besar di tengah pemukiman padat. Satu hal yang pasti, di musim panas dan kering seperti saat ini, bara kecil bisa berubah menjadi bencana besar dalam hitungan menit. (redaksi)