DIKSI.CO, KUKAR - Minggu (10/11/2024), Pjs Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Bambang Arwanto beserta jajaran Forkopimda melakukan ziarah nasional dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Bukit Biru.
Hujan gerimis tak mengurangi semangat dan khidmat mereka untuk melakukan ziarah dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional 2024.
Momen itu sebagai bentuk refleksi dan penghormatan terhadap perjuangan.
Para pahlawan telah mengorbankan seluruh jiwa dan raga mereka demi bangsa ini.
Prosesi ziarah diawali penghormatan kepada para arwah pahlawan yang dipimpin langsung oleh Bambang Arwanto.
Kemudian dilanjut dengan peletakan karangan bunga, pembacaan doa, serta tabur bunga di pusara makam para pahlawan.
Dalam kesempatan itu, Bambang Arwanto menyebut, tujuan dilakukannya ziarah dan tabur bunga tersebut sebagai tanda penghormatan dan penghargaan kepada para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia.
“Kita hadir di sini tentu untuk mengenang bagaimana perjuangan pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Hari Pahlawan merupakan hari nasional yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, yang diperingati tanggal 10 November setiap tahunnya di Indonesia.
Hari Pahlawan Nasional ini merujuk pada puncak perlawanan rakyat Indonesia pada pertempuran Surabaya yang pecah pada 10 November 1945, di mana para tentara dan milisi indonesia yang pro-kemerdekaan berperang melawan tentara Britania Raya dan Belanda yang merupakan bagian dari Revolusi Nasional Indonesia.
Pertempuran Surabaya ini disebabkan karena datangnya pasukan sekutu yang berisikan tentara Inggris dan Belanda atau dikenal NICA yang mulai masuk ke Kota Surabaya pada 25 Oktober 1945.
Tujuan semula sekutu datang yaitu untuk mengamankan para tawanan perang dan melucuti senjata Jepang.
Namun, tiba-tiba pada 27 Oktober 1945 NICA yang dipimpin oleh Brigadir Jendral Aulbertin Walter Sother Mallaby langsung memasuki wilayah Surabaya dan mendirikan pos pertahanan di sana.
Pasukan Sekutu yang didominasi tentara Inggris tersebut menyerbu penjara dan membebaskan tawanan perang yang ditahan Indonesia. Mereka juga memerintahkan agar masyarakat Indonesia menyerahkan senjata mereka.
Namun, perintah ini dengan tegas ditolak oleh Indonesia.
Hingga pada 28 Oktober 1945, pasukan Indonesia yang dipimpin Bung Tomo menyerang pos-pos pertahanan Sekutu dan berhasil merebut tempat-tempat penting.
Meskipun terjadi gencatan senjata pada 29 Oktober, bentrokan-bentrokan bersenjata tetap berlangsung antara masyarakat Surabaya dan tentara Inggris.
Puncak dari pertempuran ini yaitu terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby pada 30 Oktober 1945 dan hal ini membuat Inggris marah.
Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan.
Pasukan sekutu mendapatkan perlawanan dari pasukan dan milisi Indonesia.
Sebagai tanggapan, Inggris mengeluarkan ultimatum pada 10 November 1945 oleh Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh yang menggantikan Jenderal Mallaby.
Namun, ultimatum tersebut tidak diindahkan oleh para pemimpin perjuangan, arek-arek Surabaya, dan segenap rakyat, sehingga Inggris menyerang Kota Surabaya dari berbagai arah dengan kekuatan darat, laut, udara dan membuat pecahnya pertempuran terbesar di Surabaya pada 10 November 1945.
Akibat pertempuran tersebut, seketika kota Surabaya menjadi "neraka".
Pertempuran ini memakan waktu kurang dari tiga minggu lamanya dan berakhir dengan korban jiwa yang mencapai ribuan orang, hancurnya Kota Surabaya, dan banyak warga sipil yang menjadi korban.
Sebanyak 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban dan 1.600 tentara Inggris tewas, hilang dan luka-luka. (adv)