Percepat Transformasi Digital Sekolah, Diskominfo Staper Kutim Pastikan Layanan Internet Gratis Hadir Merata

DIKSI.CO, KUTIM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) terus memperkuat layanan digital di sektor pendidikan melalui program Sistem Komunikasi dan Informasi Terpadu (SIKAT).
Hingga tahun 2025, program ini berhasil menghadirkan akses internet stabil di 227 sekolah negeri, yang terdiri atas 191 titik layanan pada 2024 dan tambahan 36 titik baru pada 2025.
Langkah ini menjadi bukti komitmen Pemkab Kutim melalui Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (Diskominfo Staper) dalam pemerataan akses teknologi bagi seluruh satuan pendidikan, tanpa memandang lokasi maupun status sekolah.
Layanan Tanpa Diskriminasi
Kabid Infrastruktur TIK Diskominfo Staper Kutim, Sulisman menegaskan bahwa program SIKAT hadir untuk seluruh sekolah tanpa pengecualian.
Ia membantah anggapan adanya pemilihan lokasi atau prioritas tertentu.
“Program ini tidak pilih-pilih, dan semua sekolah mendapatkan layanan internet gratis sesuai arahan Bupati Kutim,” ujarnya, Senin (24/11/2025).
Menurutnya, Pemkab Kutim berprinsip bahwa akses internet merupakan kebutuhan dasar pendidikan modern.
Karena itu, sekolah di pusat kota maupun di wilayah pelosok mendapatkan fasilitas yang sama.
Menjawab Kebutuhan Pembelajaran Digital
Sulisman menjelaskan bahwa perkembangan pembelajaran digital menuntut kapasitas internet yang lebih besar.
Banyak sekolah kini menjadi rujukan Google atau telah difasilitasi Smart TV oleh Dinas Pendidikan.
Kondisi ini membuat sekolah membutuhkan bandwidth yang lebih kuat dan stabil.
“Pembelajaran sekarang tidak bisa hanya mengandalkan koneksi kecil seperti Indihome. Setiap kelas memakai TV Smart dan aplikasi Google, sehingga bandwidth harus memadai,” terangnya.
Dengan internet memadai, guru bisa menjalankan pembelajaran digital secara optimal, mulai dari akses materi online, penggunaan aplikasi edukasi, hingga presentasi interaktif di ruang kelas.
Pemantauan Real Time Melalui Dashboard Monitoring
Untuk menjaga kualitas layanan, Diskominfo mengoperasikan dashboard monitoring yang menampilkan aktivitas internet di seluruh sekolah secara real time.
Sistem ini memungkinkan petugas mengetahui jika ada sekolah yang mengalami gangguan, baik koneksi mati maupun penurunan kualitas sinyal.
“Kalau ada sekolah yang tidak aktif, tim teknis langsung menghubungi dan menindaklanjuti. Dashboard ini memudahkan monitoring setiap saat,” tambahnya.
Sistem pemantauan ini menjadi kunci agar layanan internet tetap stabil dan siap digunakan sepanjang waktu.
Tantangan di Lapangan: Data Tidak Lengkap
Meski progres SIKAT berjalan baik, tantangan tetap muncul, terutama soal pengumpulan data kebutuhan sekolah.
Banyak VIC (penanggung jawab internet sekolah) tidak memberikan kontak maupun informasi secara lengkap, sehingga tim harus turun langsung ke lapangan.
“Kadang kami ke lokasi hanya untuk memastikan data jumlah guru, murid, jumlah TV Smart, hingga ruang laboratorium agar kebutuhannya tepat,” ungkap Sulisman.
Langkah verifikasi langsung ini dilakukan untuk memastikan layanan yang diberikan sesuai kebutuhan nyata setiap sekolah.
Kolaborasi dengan Program Bakti Kominfo
Selain titik layanan dari Pemkab Kutim, terdapat pula sekolah yang sudah terhubung melalui program Bakti Kominfo.
Namun beberapa masih memiliki bandwidth terbatas akibat keterbatasan listrik. Diskominfo tetap melakukan komunikasi berkala dengan pihak terkait untuk mencari solusi terbaik.
“Yang penting tidak ada lagi sekolah tertinggal hanya karena internet. Semua harus merasakan layanan yang sama,” tegas Sulisman.
Komitmen Pemerintah: Pendidikan Digital untuk Semua
Program SIKAT menjadi gambaran keseriusan Pemkab Kutim membangun ekosistem pendidikan digital yang merata.
Dengan internet stabil, sekolah dapat menerapkan sistem belajar modern dan memanfaatkan teknologi secara optimal.
Melalui ekspansi layanan yang terus berlanjut, pemerintah memastikan bahwa seluruh anak didik di Kutim memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang di era digital. (adv)