Menanggapi ini, seorang pemimpin redaksi sebuah surat kabar China yang dikendalikan pemerintahnya, Global Times, mengatakan Beijing bisa saja mengambil tindakan balasan.
Komentar sang pemred tentang masalah perdagangan AS-China menurut Washington Post sering menjadi indikator yang dapat diandalkan untuk melihat apa yang akan dilakukan Beijing ke depan.
"Berdasarkan apa yang saya ketahui, jika AS lebih lanjut memblokir pasokan teknologi utama ke Huawei, China akan mengaktifkan 'daftar entitas yang tidak dapat diandalkan', membatasi atau menginvestigasi perusahaan-perusahaan AS seperti Qualcomm, Cisco dan Apple, dan menunda pembelian pesawat Boeing," kata Hu Xijin, Editor in Chief di Global Times dalam sebuah postingan.
Boeing adalah pabrikan pesawat komersial yang berbasis di Chicago, Illinois, AS. Boeing adalah kompetitor utama dari pabrikan pesawat Uni Eropa yang berbasis di Prancis, Airbus.
Namun yang jelas, perubahan aturan AS ini akan memukul bisnis Huawei, produsen ponsel terbesar kedua di dunia, begitu juga dengan bisnis TSMC asal Taiwan, produsen utama chip HiSilicon milik Huawei, Apple, dan Qualcomm yang menjadi kompetitornya.
AS sudah berupaya meyakinkan para negara sekutunya untuk mengecualikan komponen Huawei dari jaringan 5G generasi berikutnya dengan dalih: peralatan Huawei berpotensi digunakan sebagai alat mata-mata Pemerintah China. Namun, perusahaan itu berulang kali membantah klaim tersebut.