Selasa, 26 November 2024

Penerapan New Normal Samarinda, Andi Ishak: Pemkot Jangan Terkesan Latah

Koresponden:
Er Riyadi
Jumat, 29 Mei 2020 2:48

Andi Muhammad Ishak, Plt Kepala Dinkes Kaltim (kiri) dan Osa Rafshodia, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Samarinda/Diksi.co

Beberapa aspek yang harus dipenuhi di antaranya, tingkat penyebaran kasus. Grafik R Nought (RO) harus dibawah angka 1 sebagai syarat yang harus dipenuhi suatu daerah jika ingin menerapkan new normal. RO adalah jumlah orang yang ditulari oleh tiap orang sakit

 "Bagaimana tingkat RO-nya, bila di atas 1, maka jangan dulu melakukan new normal," jelasnya.

Selain itu, fasilitas kesehatan juga harus mampu mengcover bila nantinya dalam penerapan new normal terjadi puncak penyebaran kasus kedua, hingga penyakit lain yang muncul.

Kemampuan tracing juga harus diperkuat, serta diperkuat treatmentnya untuk melacak daerah yang berkemungkinan ada penularan dan orang orang yang berkemungkinan terjadi penularan virus. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus.

Kemampuan tracing inilah yang menjadi catatan tebal Dinkes Kaltim, terlebih melihat ada kasus penularan Covid-19 terhadap dua perawat di RSUD AWS Samarinda yang belum diketahui muasal penularannya. Padahal keduanya sudah ditetapkan konfirmasi positif pada 23 Mei lalu.

Dinkes Samarinda, hingga kini terus melakukan tracing dan berspekulasi, dua daerah kemungkinan penularan pasangan suami istri ini, yakni tertular di Kukar atau transmisi lokal Samarinda.

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait
breakingnews