Ia menjelaskan opsi kedua adalah mengevaluasi kembali kebutuhan akan buku penunjang.
"Kita bisa memutuskan untuk tidak menyediakan buku penunjang, namun risiko yang dihadapi adalah siswa akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan tambahan yang penting bagi literasi mereka," jelasnya.
Ia mengungkapkan pentingnya buku penunjang dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan daya saing siswa di masa depan.
Pemerintah Kota Samarinda, melalui Dinas Pendidikan, sedang mempertimbangkan opsi mana yang terbaik dan akan melanjutkan pertemuan untuk mencari solusi yang paling efektif.
"Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan akses yang adil terhadap pendidikan berkualitas, dan kami akan terus berupaya mencari solusi yang seimbang antara anggaran dan kebutuhan siswa," pungkasnya. (*)