DIKSI.CO, SAMARINDA - Mengawali masa kepemimpinan, Wali Kota Samarinda Andi Harun dan Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi serius membenahi manajemen bisnis perusahaan daerah (Perusda), salah satunya Perusda Perusda Pergudangan dan Aneka Usaha (PDPAU).
Rancangan flatform bisnis terbaru kini tengah disiapkan. Wali Kota Samarinda Andi Harun mengatakan perlu ada perombakan besar dalam strategi bisnis.
"Tidak usah terlalu banyak ruang lingkup usaha. Cukup 1 atau 2 sampai 3 yang fokus dikerjakan, kemudian kita akan dorong manajemen untuk melakukan pendekatan permodalan di luar APBD," terangnya saat diwawancara awak media, di kantor pemerintahan Balaikota Samarinda, Selasa (26/5/2021) malam.
AH mengakui berdasarkan evaluasi, desain awal manajemen bisnis Perusda milik Pemkot Samarinda tidak berorientasi pada profit yang strategis.
"Kita akan melakukan survei dulu untuk pemanfaatan aset lahan yang sekarang digunakan untuk aktivitas bisnis," tuturnya.
AH menambahkan, evaluasi bisnis terhadap Perusda ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sekaligus untuk mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) Kota Samarinda.
“Oleh karena itu hari ini saya bersama wawali (Rusmadi) akan melakukan pendalaman terhadap tiga Perusda yang kita miliki, salah satunya PDPAU tadi, kita akan ukur statistik dan kendala apa yang dihadapi dalam perjalanannya, intinya saling menguatkan aja agar Perusda kita kedepannya makin membaik,” harapnya.
Pekerjaan rumah besar disampaikan AH kepada Direktur PDPAU agar pengembangan bisnis berikutnya harus betul-betul dianalisa dengan baik.
Perusda harus mengambil peran besar, tidak hanya terlibat sebagai perantara yang mana keuntungan bersih hanya diperoleh dari nilai selisih yang kecil dari penjualan.
“Contoh seperti ayam beku yang kini tengah dijalankan oleh PDPAU, harapan saya kedepan kita harus sudah punya peternakan dan bertindak sebagai produsen. Masalah penyertaan modal awal mungkin bisa dibantu dari Pemerintah atau pinjaman melalui bank daerah, kan banyak aset yang bisa di anggunkan asal bisnis yang dikembangkan nanti harus jelas,” saran Wali Kota.
Begitu pun terkait pengembangan bisnis ke bidang properti, mantan Wakil Ketua DPRD Provinsi Kaltim ini sangat setuju jika platform tadi dijalankan oleh PDPAU sebagai pemain tunggal.
“Jadi ngak ada lagi ceritanya PDPAU hanya menyiapkan lahan saja lalu dikerjasamakan dengan perusahaan lain sebagai pengembangnya. Kita harus pemain tunggalnya, mulai menyiapkan lahan, membangun hingga memasarkan rumahnya. Saya minta jangan sampai pola strategi bisnis di pergudangan dengan menjual tanah lalu fisiknya dibangun pihak ke tiga terulang kembali disini,” tegasnya.
Kendati demikian, AH tetap memberikan apresiasi kepada manajemen PDPAU saat ini yang dalam keadaan berhutang dianggap mampu menyelesaikan beberapa kewajiban yang terhutang termasuk pesangon 28 karyawan dengan total Rp 1,2 miliar.
Sementara Direktur PDPAU Samarinda, Khairul Fadly menjelaskan selain rumah susun sewa (rusunawa) yang kini tengah dijalankan oleh PDPAU, pihaknya juga menyediakan jasa kebersihan ke penyewa gudang.
Selain itu tambah Fadly juga membuka bisnis tiket pesawat dimana sebelum pandemi, mereka biasa melayani perjalanan dinas para pegawai Pemkot Samarinda.
Bahkan selama delapan tahun berjalan dibawah kepemimpinannya, PDPAU juga mendirikan bisnis pangan dengan berjualan ayam potong dan bawang putih.
“Kami juga mencoba untuk menyediakan lahan untuk bongkar muat peti kemas dikawasan pergudangan, dari keuntungan ini tadi lah kami mencoba perlahan untuk membayar kewajiban-kewajiban yang sempat tertunggak mulai dari asuransi hingga pajak dari periode tahun 1996-2000 senilai Rp 1,2 miliar.” imbuhnya.
Hingga akhirnya sambung Fadly,pada tahun 2020, PDAPU berhasil mencatatkan laba sebesar Rp 540 juta Per tahun. (tim redaksi Diksi)