DIKSI.CO, BONTANG - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, secara resmi menyampaikan kebijakan tentang pembatalan Ujian Nasional (UN) tahun pelajaran 2019/2020 baru-baru ini.
Peniadaan UN berlaku untuk satuan pendidikan jenjang SMP/sederajat dan SMA/SMK/sederajat di seluruh Indonesia dengan mempertimbangkan keamanan dan kesehatan peserta didik di tengah pandemi corona virus disease (Covid-19).
Hal ini mendapat respon positif dari pelajar di kota Bontang. Mendapat kabar bahwa UN dibatalkan bukan menjadi alasan untuk mereka tidak belajar. Apalagi di tengah wabah pandemi Covid-19 ini, pemerintah menganjurkan seluruh masyarakat untuk tetap berada dirumah.
Selain belajar, aksi kemanusiaan ditunjukkan oleh pelajar yang berasal dari SMA Yayasan Pupuk Kaltim (YPK) Bontang. Mereka berinisiatif untuk melakukan penggalangan dana bagi para pelajar di Bontang melalui rekening untuk membantu tenaga medis yang saat ini sedang menangani pasien di rumah sakit dalam bentuk alat pelindung diri (APD).
"Ini inisiatif dari temen-temen, kami buka donasi buat semua pelajar. Totalnya terkumpul dalam 3 hari ini sekitar Rp 8 jutaan, itu dibagi ke 3 rumah sakit," kata Tsabitha, salah satu pelajar SMA YPK ditemui usai memberikan bantuan di RSUD Taman Husada Bontang.
Mengingat APD saat ini menjadi barang langka yang sangat minim bagi persediaan rumah sakit, pelajar kelas XII itu merasa terenyuh melihat keadaan tenaga medis yang masih kekurangan APD untuk melayani masyarakat yang terdampak Covid-19.
Beberapa rumah sakit yang disalurkan oleh mereka, diantaranya rumah sakit Amalia, rumah sakit Islam bersalin (RSIB) Yabis dan rumah sakit umum daerah (RSUD) Taman Husada.
"Karena kabar belakangan ini tuh pada kekurangan APD, jadi kami bantu APD, ada glove, baju hazmat dan APD yang lain kami bantu juga," ucapnya.
"Melihat tenaga medis sekarang itu rasanya tersentuh banget, jadi kayak rasanya gak adil kalau cuma diam aja dirumah, kan UN juga udah gak ada," tambahnya.
Lebih lanjut, ia juga berharap agar aksi yang dilakukannya dan teman-teman pun bisa direspon oleh pelajar lain untuk saling membantu.
Sementara itu, dr. Arlita Eka Putri selaku perwakilan RSUD Taman Husada yang menerima langsung saluran bantuan mengapresiasi para pelajar ini.
"Kami surprise karena adik-adik SMA ini menunjukkan kepedulian, ternyata anak-anak jaman now juga peduli terhadap keadaan saat ini dan mereka gak cuek," katanya.
Tidak hanya pelajar, kepedulian masyarakat Bontang terhadap tenaga media pun menjadi bentuk rasa syukur bagi tenaga medis yang saat ini menjadi garda terdepan dalam mengurus pasien.
"Kami bersyukur dan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat kota Bontang, semua pelajar, instansi, LSM, yang memberikan bantuan meterial maupun dana melakui rekening donasi Covid-19," tuturnya.
Diakui dokter spesialis anak itu, jika melihat beberapa postingan yang beredar di media sosial maupun berita, memang beberapa rumah sakit di Bontang masih kekurangan APD.
"Untuk APD memang kami masih dalam keterbatasan. Masyarakat bisa melihat dari beberapa postingan kami disini ada yang memakai jas hujan tapi kami bersyukur animo kepedulian masyarakat antusias membantu kami," imbuhnya.
"Secara prosedur harusnya tidak dengan jas hujan, tapi pakai baju hazmat itu, over all harus ada. Ya karena tidak ada rotan akar pun jadi," tambahnya.
Di akhir dirinya berpesan kepada seluruh masyarakat untuk mematuhi anjuran pemerintah. Tak lupa juga ia mengimbau untuk melapor jika ada warga yang terindikasi terjangkit virus untuk segera melapor.
"Pesan kami tetap stay home, jaga jarak, social distancing dan selalu terapkan PHBS, selalu mawas diri. Apapun keluhan yang dirasakan, lapor kepada petugas. Karena kita tidak tahu apakah tubuh ini terjangkit apa tidak. Silahkan jika ada riwayat perjalanan dari luar atau ada kontak dengan pasien maupun orang yang pernah melakukan perjalanan dari daerah terpapar, silahkan memeriksakan diri," tutupnya. (tim redaksi Diksi)