DIKSI.CO, SAMARINDA - Pasca serangan terorisme aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral di Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (28/3/2021) kemarin, pengetatan pengawasan langsung disegerakan Korps Bhayangkara di seluruh wilayah nusantara.
Tak terkecuali bagi aparat Polresta Samarinda. Berkaca dari pengalaman, wilayah hukum di Kota Tepian pun pasalnya sempat mendapatkan serangan bom dari terduga jaringan teroris. Tepatnya pada 2016 silam di Gereja Oikumene, Jalan Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir.
Demi menciptakan rasa aman bagi masyarakat, jajaran Polresta Samarinda pun saat ini menyiagakan 401 personelnya guna melakukan pengamanan di 108 gereja se-Samarinda.
"Iya kami kerahkan 401 personel untuk mengamankan seluruh gereja di Samarinda. Untuk menciptakan rasa aman bagi para jemaat," ungkap Kapolresta Samarinda Samarinda Kombes Pol Arif Budiman melalui Kasubbag Humas, AKP Annissa Prastiwi Selasa (30/3/2021) siang tadi.
Selain pengamanan disekitar area gereja, baik sebelum pelaksanaan ibadah dan setelahnya, lanjut Annissa, aparat berseragam coklat akan terus bergerak melakukan patroli di ruas jalan Kota Tepian.
"Pengamanan gereja nantinya kami lakukan dengan cara sterilisasi area sekitar. Kami akan lakukan pemeriksaan setiap orang baik yang ada di dalam gereja, dilingkungan sekitar maupun diluar gereja. Ini sebagai langkah antisipasi," beber Annissa.
Selain langkah antisipasi tersebut, Korps Bhayangkara nantinya juga memonitoring kegiatan para eks narapidana terorisme yang ada di Kota Tepian.
"Dan melakukan sosialisasi kepada tokoh masyarakat, tokoh adat dan organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP), untuk turut menciptakan situasi kondusif," imbuhnya.
Dan untuk menciptakan rasa aman kepada masyarakat, pihaknya akan melaksanakan kegiatan cipta kondisi (cipkon) dengan melakukan razia rutin.
"Jadi, para personeil ini nantinya akan mengunakan body system (bersenjata lengkap), saat bertugas di lapangan," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)