Refleksi sejarah 75 tahun kemerdekaan Indonesia semakin ramai meski di tengah pandemi Covid-19. Kepemimpinan baru tidak pernah absen dalam setiap pembahasan di negara demokrasi yang akan segera berusia 75 tahun. Kepemimpinan baru terus diwarnai dengan debat serta analisa yang tidak bisa dibendung oleh siapapun. Sementara publik terus menantikan karya-karya kepemimpinan baru, wabil khusus generasi milenial yang identik dengan kepemimpinan baru di era revolusi 4.0. Namun publik tetap sukar untuk banyak menaruh harapan, karena konsensus politik membuat generasi milenial terbentur oleh idealismenya. Bagi penulis, tidak mudah mengupas bahasan ini. Namun niscaya semua harus memberikan input pada bangsa dan negara meskipun semua tidak absen dari dampak negatif pandemi covid-19.
KEPEMIMPINAN BARU
Perlu dipahami bahwa menurut penulis, pemimpin tidak lain dan tidak bukan sebagai tempat menaruh harapan. Bukan berarti bahwa menaruh harapan berarti semua tugas dan tanggungjawab itu kemudian dititipkan pada pemimpin. Kepemimpinan baru ini seiring sejalan dengan sikap menjadi filantropi. Filantropi dalam bahasa Yunani: philein berarti cinta, dan anthropos berarti manusia. Kesimpulannya adalah tindakan seseorang yang mencintai sesama manusia serta nilai kemanusiaan, sehingga menyumbangkan waktu, uang, dan tenaganya untuk menolong orang lain.
Bisa dimengerti bahwa gaya kepemimpinan baru dalam praktiknya bukan dipahami sebagai seorang yang mengerjakan semua tugas dan tanggungjawab, namun lebih kepada membantu orang lain dalam menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya. Jika dianalogikan seperti kelompok paduan suara, maka pemimpin itu adalah pelatih yang tidak bisa serta merta naik kepanggung saat ada kesalahan dalam penampilannya. Selanjutnya,gaya kepemimpinan baru seperti di Indonesia tentu memiliki adaptasi yang kuat dengan perubahan situasi dan kondisi dalam pemanfaatan digital branding.
Di Indonesia, gaya kepemimpinan baru bukan hanya dilakukan oleh generasi post milenial, akan tetapi dibanjiri oleh generasi milenial yang cenderung lebih punya passion dalam menggunakan digital system sebagai dampak kemajuan teknologi 4.0.