DIKSI.CO, SAMARINDA - Kurungan besi dan dinginnya lantai bui tak serta merta mampu menyadarkan pikiran para pelaku tindak kriminal. Sebab tak sedikit para kriminil ini kembali mendekam di kurungan besi.
Dengan modus menjadi seorang pemulung komplotan pencuri di Kota Tepian ini berhasil menggasak banyak barang berharga di belasan lokasi berbeda.
Mula-mula, motor vario beserta gerobak menjadi alat utama pelaku berinisial TI (28) bersama tiga rekannya untuk mencari nafkah. Namun, bukan untuk mencari barang bekas. Melainkan hanya digunakan untuk menghindari kecurigaan masyarakat dalam aksi pencuriannya.
Rumah di kawasan Samarinda Kota yang ditinggal pemiliknya menjadi target komplotan yang terdiri dari TI, HR (33), RB (42) dan PR. Sebelum membobol rumah yang ditarget, komplotan pencuri ini berpura-pura sedang mengambil barang bekas. Ketika rumah yang ditargetkan dalam keadaan kosong, barulah para begundal ini beraksi.
"Jika rumah sasarannya sudah dipastikan sepi baru mereka beraksi," kata Kapolsek Samarinda Kota, AKP Creato Sonitehe Gulo saat dikonfirmasi ulang, Sabtu (4/9/2021).
Obeng serta pisau lipat yang selalu dibawa menjadi alat untuk mencongkel jendela ataupun pintu. Tak ada target barang yang ditentukan dalam pencurian.
Semua beragam. Jika dinilai memiliki harga jual, maka akan dibawa. Seperti, televisi, air conditioner (AC), bangku besi hingga alat pemadam api ringan (Apar).
"Sajam yang dibawa para pelaku selain untuk mencongkel jendela, atap atau pintu ini juga digunakan untuk jaga-jaga," tambah Gulo.
Aksi komplotan pencurian ini pun akhirnya berakhir pada Minggu (29/10/2021) lalu. TI, HR dan RB diringkus di dua tempat berbeda. Sedangkan PR hingga kini masih dalam buruan.
"Dua pelaku ditangkap saat mau mencuri, satu pelaku lainnyan (TI) diamankan di rumahnya. Mereka mencuri untuk kebutuhan sehari-hari dan main judi online," imbuhnya.
Diketahui, setidaknya ada 13 kasus pencurian yang dilakukan para begundal ini. Dimana 12 pencurian yang dilakukan sebelumnya telah dilaporkan masyarakat ke polisi.
"Sebenarnya ada 13 TKP tapi korbannya belum melapor. Semuanya di wilayah hukum Polsek Samarinda Kota. Tapi kita akan kembangkan apakah ada TKP lainnya dengan polsek lain maupun di polres," ungkapnya.
Semetara itu, kepada awak media RB mengaku jika melakukan pencurian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebab, dirinya yang hanya menjadi tukang bangunan lepas jarang mendapatkan panggilan kerja.
"Saya ikut curi 12 kali. Paling banyak dapat 700 ribu sekali mencuri buat kebutuhan dapur," kata bapak beranak empat ini.
Akibat kembali mencuri, komplotan ini mau tak mau harus kembali masuk bui. Mereka dijerat Pasal 363 Ayat 1 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan, terancam hukuman 7 tahun kurungan badan. (tim redaksi Diksi)