DIKSI.CO, SAMARINDA - Meski saat ini Samarinda memasuki musim kemarau, namun rupanya prediksi cuaca tak selalu bisa diperkirakan secara tetap.
Pasalnya, sejak memasuki awal bulan puasa, intensitas hujan tinggi kerap melanda Kota Tepian. Walhasil pada Selasa (12/5/2020) bencana longsor kembali menerjang di Kelurahan Selili, Kecamatan Samarinda Ilir, tepatnya di Pemakaman Muslimin Jalan Lumba-Lumba, Selili, Samarinda Ilir.
Tak sekali, terakhir peristiwa longsor di area pemakaman seluas 2 hektare yang merusak lebih dari 100 makam ini pernah terjadi pada Januari silam.
Dijelaskan Analis Bencana BPBD Samarinda Hamzah Umar, Sabtu (16/5/2020) siang, kalau Kelurahan Selili memang menjadi daerah rawan longsor nomor satu di Kota Tepian.
"Dari kajian yang kami buat dengan tim ahli dari Unmul (Universitas Mulawarman) daerah tersebut (Kelurahan Selili) memang paling rawan longsor," jelansya.
Selain di Selili, Kecamatan Samarinda Ilir, Hamzah juga menjelaskan kalau ada beberapa daerah lainnya seperti Kecamatan Palaran dan Samarinda Utara yang juga rawan terhadap bencana longsor. Namun, khusus Kelurahan Selili yang membuatnya paling rawan nomor satu ini disebabkan kondisi geologinya.
"Secara geologi ada patahan material di kawasan tersebut. Ditambah tanah gembur dan batuan lunak yang membuatnya menjadi daerah gelincir tanah hingga rawan longsor," bebernya.
Lebih jauh diungkapkan Hamzah, kalau tim gabungan dari unsur pemerintah kota dan akademisi Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda telah melakukan beberapa kajian penanggulangan warga di lokasi rawan longsor.
Akan tetapi, realisasi tim kala itu harus terkendala akibat kondisi pandemi yang tiba-tiba menerpa segala lini kehidupan, seperti saat ini.
"Rekomendasi kajian, pemukiman warga harus dijauhkan dari zona tersebut. Zona itu harusnya dijadikan lahan hijau untuk menghindari ancaman longsor," imbuh Hamzah.
Meski saat terhalang kondisi pandemi, tapi Hamzah beserta jajaran BPBD lainnya tetap akan melakukan penanganan awal terhadap peristiwa bencana longsor yang terjadi pada Selasa, kemarin.
"Kami sudah rampungkan kajian penanggulangannya dan semoga tahun ini sudah bisa direalisasikan," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)