Sabtu, 23 November 2024

Lockdown Akhir Pekan di Kaltim Berlanjut, Akademisi Angkat Bicara, Pedagang Menjerit

Koresponden:
Achmad Tirta Wahyuda
Jumat, 12 Februari 2021 6:19

Suasana Kota Samarinda saat pemberlakuan Kaltim Steril jilid pertama akhir pekan lalu, Jumat (12/2/2021)/ Diksi.co

DIKSI.CO, SAMARINDA - Kebijakan Kaltim steril dipastikan akan tetap berlanjut pada akhir pekan ini. 

Perihal ini disampaikan langsung oleh Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi usai menghadiri acara Musyawarah Kerukunan Keluarga Besar Makassar (KKBM) di Hotel Grand Victoria, Kamis (11/2/2021) malam.

Kaltim steril berdasarkan informasi terakhir tetap diperpanjang,” ungkapnya.

Hadi menjamin meski kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat kembali dilanjutkan pada Sabtu dan Minggu pekan ini, Pemprov Kaltim siap mengakomodir semua keinginan masyarakat.

“Tetapi jangan khawatir, kita tetap mengakomodir semua keinginan masyarakat. Jadi kita ingin tetap sehat, tapi kita tetap bekerja,” ujarnya.

Sementara itu dikonfirmasi sebelumnya, klaim keberhasilan lockdown akhir pekan yang lalu mendapat kritik dari Akademisi Universitas Mulawarman, Hairul Anwar.

Cody sapaan akrabnya, menyebut ada dua skenerio menakutkan bila kebijakan lockdown akhir pekan terus dilanjutkan.

Pertama menurut Cody, warga akan cuek dan tidak perduli dengan imbauan tidak keluar rumah itu. Berkaca dari awal pandemi, warga takut berkegiatan, tapi sekarang warga sudah mulai cuek

"Bisa jadi orang tidak perduli, orang cuek aja soal imbauan tidak keluar rumah," ungkap Cody.

Skenario kedua menurut dosen Unmul ini, Pemprov Kaltim seakan membunuh warganya pelan-pelan, jika kebijakan tersbut terus dilakukan.

Skenario kedua ini berkaitan dengan pergerakan ekonomi warga, khususnya di Balikpapan dan Samarinda.

Kedua kota tersebut diketahui salah satu pondasi ekonominya adalah perdagangan dan jasa. Dua sektor tersebut paling terdampak saat pelaksanaan lockdown.

"Kalau pemerintah memperpanjang Kaltim bersemedi di akhir pekan, sama saja membunuh warga pelan-pelan," jelasnya.

"Pekerja informal paling terdampak, mereka yang bekerja serabutan apakah mampu menyetok makanan setiap akhir pekan," sambungnya.

Dampak lockdown yang disampaikan Cody sebelumnya benar dirasakan langsung oleh pekerja yang menggantungkan hidup dari penghasilan harian seperti Dayat, pedagang mainan gelembung sabun yang biasa berkeliling mencari tempat keramaian.

Berbeda seperti hari biasa, Dayat yang ditemui awak media, Sabtu (6/2/2021) yang lalu, terlihat kurang bersemangat. Sesekali ia hanya memindahkan barang-barang dagangannya sambil menatap sendu.

Jelas saja, sejak pagi mengayuh sepeda, hingga pukul 16.52 wita, belum satupun dagangannya laku.

"Sepi banget hari ini om. Kadada (gak ada) orang keluar rumah. Biasa disini (taman Samarendah) ramai kalau sore. Ini gak ada orang satupun," tuturnya lirih. (tim redaksi Diksi)

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews