DIKSI.CO – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terus mendorong peningkatan peran industri penunjang jasa dan barang dalam negeri pada seluruh pelaksanaan industri hulu migas demi terciptanya efek berganda (multiplier effect) bagi perekonomian nasional dan daerah.
Sektor hulu migas memberikan dampak positif bagi pundi-pundi pemerintah daerah dengan adanya kewajiban untuk memilih perusahaan daerah di wilayah hulu migas berada dalam pengadaan barang/jasa senilai US$1 juta. Bagi daerah, kehadiran industri hulu migas tidak hanya memberikan dampak positif pada pendapatan pemerintah daerah melalui dana bagi hasil migas dan participating interest, tetapi juga pada masyarakat melalui dampak tak langsung atas beroperasinya suatu wilayah kerja migas. Kehadiran industri hulu migas terus mendorong perkembangan industri penunjang lainnya yang juga mengakibatkan usaha kecil, miro, menengah (UMKM) ikut berkembang.
Di tahun 2020, kontribusi hulu migas pada penerimaan negara mencapai Rp122 triliun atau 144 persen dari target APBN-P 2020. SKK Migas terus berupaya meningkatkan kontribusi penerimaan negara di tengah pandemi COVID. Hingga kuartal tiga 2021, realisasi penerimaan negara dari sektor hulu migas mencapai USD9,53 miliar atau melebih target tahun ini sebesar USD7,28 miliar. Penerimaan negara dari sektor hulu migas hingga akhir 2021 diperkirakan mencapai USD11,7 miliar. Sementara itu, investasi di hulu migas juga meningkat seiring dengan membaiknya harga minyak dunia dan mulai bergeraknya perekonomian nasional, saat ini nilai investasi di hulu migas telah mencapai USD7,9 miliar.
SKK Migas memperkirakan angka investasi yang digelontorkan KKKS terkait dengan target produksi nasional sebesar 1 juta barel per hari minyak dan 12 BSCFD gas pada 2030 secara total akan mencapai USD187 miliar. Tingginya angka investasi seiring dengan peningkatan produksi tersebut, maka kegiatan sektor hulu akan meningkat tajam yang akan diikuti dengan diperlukannya kehadiran industri jasa dan barang sebagai penunjang. Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas, Erwin Suryadi mengatakan SKK Migas berkomitmen untuk menggenjot Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) industri hulu migas dengan mendongkrak kemampuan usaha penunjang dalam negeri hulu migas sehingga meningkatkan efek berganda ekonomi Indonesia secara regional hingga nasional.
“Kehadiran industri hulu migas memberikan multiplier effect yang sesungguhnya. Banyak sekali industri lain dapat terangkat dengan keberadaan industri hulu migas,” ujar Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas Erwin Suryadi.
Pada saat pandemi COVID-19 menghantam Indonesia, sektor hulu migas adalah salah satu industri di Tanah Air yang tetap terus beroperasi sehingga membawa efek berganda pada industri-industri penunjang lainnya yang tetap hidup.
Industri-industri tersebut, lanjut Erwin, diantaranya adalah industri perhotelan, kesehatan, catering, dan transportasi. Hal ini tak lain dari sifat industri migas yang selalu mengutamakan keselamatan dan keamanan, sehingga pekerja di lingkungan migas diwajibkan untuk melakukan karantina atau pengecekan kesehatan sebelum dan sesudah memasuki wilayah hulu migas.
“Disinilah letak keberadaan hulu migas. Tadinya hanya dilihat dari masalah produksi, lifting. Namun ternyata setelah dijabarkan lebih holistik, dampaknya luar biasa,” tukas Erwin.
Nilai kontribusi industri migas bagi sejumlah industri lain pada 2020-2021 mencapai USD7,126 miliar atau setara dengan IDR 103 triliun. Di antaranya industri transportasi dengan nilai USD470 juta dan kandungan TKDN mencapai 78 persen, industri tenaga kerja USD 442,76 juta dengan nilai TKDN sebesar 86 persen, industri perhotelan senilai USD129.88 juta dengan kandungan TKDN sebesar 92 persen.
Sementara pencapaian industri kesehatan mencapai USD20,446 juta dengan TKDN 86 persen, disusul dengan industri asuransi senilai USD3,821 (dengan nilai TKDN sebesar 86 persen. Dari keseluruhan kontribusi tersebut, UMKM memiliki peranan aktif terhadap perputaran roda ekonomi sebesar 10,7 persen dengan nilai TKDN 100 persen.
Sampai dengan saat ini total pengadaan barang dan jasa per 30 September 2021 mencapai USD2,6 miliar (Rp37 triliun) dengan komitmen TKDN sebesar 58 persen atau di atas target yang ditetapkan pemerintah.
Berperan Sebagai Biro Jodoh
SKK Migas terus berupaya mengoptimalkan peran strategis serta mendorong sinergi dan pemberdayaan perusahaan dalam negeri dalam rangka mendukung visi hulu migas, khususnya dalam peningkatan kapasitas nasional. Salah satunya dengan melakukan business match-making (biro jodoh) antara KKKS dengan industri penunjang hulu migas. Hal ini diwujudkan SKK Migas bersama Kementerian ESDM dan 20 KKKS dengan mengimplementasikan Program Penilaian dan Pembinaan Bersama Penyedia Barang/Jasa Dalam Negeri Penunjang Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi yang bertujuan untuk memastikan kemampuan serta memberikan pembinaan kepada penyedia barang/jasa dalam negeri agar dapat memenuhi kualifikasi kebutuhan operasi dan proyek hulu migas di Indonesia.
Peran biro jodoh SKK Migas tersebut dirasakan positif oleh sejumlah industri penunjang lainnya. Di antaranya PT Luas Birus Utama yang bergerak di bidang kimia. Kudus Kurniawan, Komisaris PT Luas Birus Utama, mengatakan usaha SKK Migas tersebut merupakan jalan untuk mencapai kemandirian nasional sehingga industri dalam negeri dapat menjadi raja di negeri sendiri.
Penggunaan industri lokal, katanya, banyak membawa manfaat positif juga bagi KKKS, di antaranya mengurangi risiko keterlambatan pengiriman, lebih efisien dan juga banyak melibatkan tenaga kerja dalam negeri.
Sementara Oos Kosasih, VP Petrochemical Industry Business SH Commercial & Trading Pertamina, mengapresiasi terobosan yang dilakukan SKK Migas untuk mendorong keterlibatan industri nasional dalam sektor hulu migas. Menurut Oos Kosasih, produk-produk yang dihasilkan perusahaannya, seperti BBM, pelumas, dan petrokimia, telah banyak digunakan dalam operasi KKKS. BBM, misalnya, telah memiliki pangsa pasar hingga 97 persen. Sementara pelumas 70 persen dan based-oil product 40 persen.
“Kami harap sinergi ini akan menumbuhkembangkan industri dalam negeri agar dapat mensupport kebutuhan KKKS, sehingga kita bisa tumbuh berkembang, sehingga dapat memastikan keberlanjutan industri dalam negeri, mengurangi defisit impor,” kata Oos Kosasih.
Ditambahkan Erwin Suryadi, SKK Migas akan terus menerapkan konsep business match making atau biro jodoh. “Sehingga KKKS yang bekerja di indonesia sudah bisa consider perusahaan dalam negeri sebagai pelaksana kegiatan mereka,” katanya.
Forum Kapasitas Nasional
SKK Migas telah menyelenggarakan Forum Kapasitas Nasional yang diselenggarakan di Jakarta, 21-22 Oktober 2021. Adanya forum tersebut, menurut Erwin Suryadi, adalah untuk menyatukan visi bahwa industri dalam negeri harus mempersiapkan diri untuk dapat memenuhi kebutuhan TKDN terkait pencapaian target produksi 1 juta barel pada 2030.
“Dalam Forum Kapasitas Nasional, kami mengundang stakeholders supaya memiliki tone sama bahwa industri dalam negeri harus melakukan persiapan seiring dengan bergeraknya produksi industri hulu,” tukasnya.
Pada kesempatan Forum Kapasitas Nasional tersebut, SKK Migas juga memberikan sejumlah penghargaan kepada industri penunjang dan industri dalam negeri yang berhasil menorehkan prestasi yang gemilang.
Kelompok usaha penunjang hulu migas yang mendapatkan apresiasi tersebut adalah LMDH Bukit Amanah – binaan PT Pertamina EP Subang, PT Federal Solusi Indotama- Binaan Petronas Carigali, BumDes Semare – binaan HCML, PT Harta Mulia Deroma – binaan Kangean Enegry, Subitu Kreasi Buana & Subitu Mart CV Nangkano Karya Pratama – binaan BP Indonesia, CV Nangkano Karya Pratama, binaan Saka Indonesia Pangkah, Joglo Tani Kolong Langit Balai benih Anambas -binaan ENI Muara Bakau, Balai Benih Ikan Anambas – binaan MEDCO, Lepenkop - binaan Premier Oil Natuna Sea BV dan Gerai UMKM Mekar Jaya – binaan Petrochina International Jabung.
Sementara penghargaan kepada perusahaan dalam negeri yang melakukan ekspor produk ke luar negeri diberikan kepada PT Pertamina Patra Niaga, PT Krakatau Steel (Persero) TBK, PT IMECO Inter Sarana, PT Pertamina Lubricants dan Cerindo.
SKK Migas juga memberikan apresiasi bagi perusahaan nasional yang mengembangkan produk melalui penelitian atau uji coba, yaitu PT Luas Birus Utama, PT Citra Tubindo Tbk, PT Teknologi Rekayasa Katup danPT Elnusa TBK.
Adapun perusahaan domestik yang berhasil melakukan diversifikasi produk yang mendapatkan penghargaan dari SKK Migas adalah PT Indoturbine, PT Bakrie Pipe, PT Rainbow Tubulars Manufacture dan PT Sagatrade.
Program P3DN (Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri) yang sudah dilakukan oleh Industri Hulu Migas akan terus di galakan sebagai bentuk upaya peningkatan kapasitas nasional dan awareness masyarakat dalam pengunaan produk Indonesia. (tim redaksi Diksi)