Sabtu, 23 November 2024

Kerap Tolak Pasien Isoman hingga Meninggal Dunia, Direktur AWS: Kami Sudah Tidak Mampu

Koresponden:
Er Riyadi
Senin, 26 Juli 2021 6:23

RSUD AW Sjahranie Samarinda/IST

DIKSI.CO, SAMARINDA - Tiga warga Kaltim, merenggang nyawa setelah ditolak pihak rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Padahal warga tersebut tengah berjuang menghadapi Covid-19.

Kejadian pertama, pada Jumat (16/7/2021) lalu, sekira pukul 21.00 Wita seorang pria berinisial TH (48) menghembuskan nafas terakhirnya di dalam mobil ambulans sebab tak mendapatkan perawatan di RSUD AWS Samarinda.

Selanjutnya pada Kamis (22/7/2021) seorang warga mendatangi Kantor Gubernur Kaltim. Ia lalu menanyai petugas untuk bertanya rumah sakit yang masih melayani perawatan pasien isolasi mandiri.

Pasalnya warga tersebut telah ditolak di berbagai rumah sakit lantaran fasilitas isolasi penuh.

Petugas Satpol PP Kaltim lalu mengarahkan warga tersebut ke RSUD Atma Husada Mahakam, setelah mendapat perawatan, nyawa warga tersebut tidak tertolong sehari kemudian.

Kejadian ketiga, Senin (26/7/2021) subuh hari ini. Seorang pasien isoman kembali ditolak oleh pihak RSUD AWS Samarinda.

Pasien itu tidak tertolong, ia meninggal dunia di dalam ambulan, saat tengah menunggu perawatan dari tenaga medis. 

Pihak RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda beralasan, pihaknya sudah kewalahan menangani pasien Covid-19 yang datang. Alhasil, 100 tempat tidur karantina RS pelat merah ini penuh sesak oleh pasien Covid-19. 

dr David Hariadi Masjhoer, Direktur RSUD AWS Samarinda bahkan mengaku kondisi mereka diperparah setelah lebih dari 250 tenaga medis di RSUD AWS terpapar Covid-19, dan saat ini tengah melakukan isolasi mandiri 

"Kami sudah kewalahan, karena sampai saat ini sudah 250 lebih nakes kami juga sedang isoman," kata dr David, dikonfirmasi Senin (26/7/2021).

Tidak ada niatan RSUD AWS menolak pasien, hanya saja dr David mengakui pihaknya sudah tidak mampu menangani semua pasien yang datang.

Pihaknya juga sudah mengarahkan ke RS lain, namun kondisi RS lain pun juga tidak sanggup melayani pasien.

"Kemampuan kami menangani pasien sudah sampai batas maksimal. Dampak seperti ini pasti akan terjadi," jelasnya.

Rencana penambahan 40 persen tempat tidur hingga saat ini belum bisa dilakukan di RSUD AWS Samarinda.

Alasannya, pihak rumah sakit kekurangan SDM kesehatan. Pihaknya pun memerlukan waktu merealisasikan penambahan kapasitas tempat tidur tersebut.

"Harapan saya memang ada penambahan fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah overload pasien ini. Saya kira ini wewenang pemerintah daerah," tegasnya.

"Tetapi mengingat nakes juga merupakan SDM yang sulit dicari saat ini, tentu akan memerlukan waktu merealisasikannya dengan segera. Sehingga pencegahan penyebaran di masyarakata dan edukasi serta sosialisasi masalah keterbatasan faskes saat ini perlu juga disampaikan ke masyarakat," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews