Polisi yang bertugas lalu melakukan protokol pengujian sobriety--dugaan konsumsi berlebihan alkohol atau obat-obatan--terhadap Brooks.
GBI mengatakan dalam uji tersebut, Brooks menolak untuk ditahan serta melawan petugas.
Direktur GBI Vic Reynolds pada Sabtu (13/6) lalu mengatakan departemennya telah memeriksa rekaman video pengawas juga memeriksa video-video viral di media sosial yang menunjukkan peristiwa penembakan itu secara utuh.
Dari rekaman video pengawas itu menunjukkan Brooks berusaha lari dari petugas yang akan menahannya. Berdasarkan video tersebut Brooks lari sekitar lima hingga tujuh ruang parkir mobil sebelum berbalik dan mengarahkan Taser atau senjata kejut listrik.
"Pada titik tersebut, petugas Atlanta merunduk dan mengambil senjata dari sarungnya, melepas, dan menembak Tuan Brooks di tempat parkir itu dan dia terjatuh," ujar Reynolds.
Brooks lalu dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak terselamatkan.
Mengenai pernyataan GBI tersebut, seperti dilansir CNN hingga berita ini ditulis belum ada respons dari Departemen Polisi Atlanta, maupun Kantor Wali Kota Atlanta.
Kematian Brooks sendiri menjadi rangkaian dari aksi protes antirasialisme yang dipicu atas kematian George Floyd di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat. Aksi antirasialime yang kemudian menjalar ke seluruh Amerika Serikat, bahkan kini sudah menjadi global.