Sementara itu, kelompok Hamas Palestina menyampaikan ucapan selamat kepada Turki atas keputusannya yang mengubah Hagia Sophia kembali menjadi masjid.
"Membuka Hagia Sophia untuk salat adalah momen yang membanggakan bagi semua Muslim," kata Rafat Murra, kepala kantor pers internasional Hamas, dalam sebuah pernyataan tertulis, Selasa (14/7/2020).
Dia kemudian mengkritik dunia Arab yang dia anggap tak peduli dengan nasib Masjid al-Aqsa.
“Kami belum pernah melihat mereka khawatir tentang Masjid al-Aqsa. Kami belum melihat mereka sedih ketika Zionis menyerang Kubah Batu (Dome of the Rock). Ketika penjajah melarang azan di Masjid Al-Halil atau masjid Palestina. Mereka tidak peduli," katanya, tanpa menyadari ironi bahwa Turki sendiri menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
Sekadar diketahui Hagia Sophia di Istanbul atau dikenal sebagai Konstantinopel selesai dibangun sebagai Katedral Kristen Kekaisaran Romawi Timur atau Bizantium pada tahun 537.
Pada 1204, Hagia Sophia dikonversi oleh Tentara Salib Keempat menjadi katedral Katolik Roma di bawah Kekaisaran Latin, sebelum dikembalikan lagi menjadi Katedral Ortodoks setelah pembangunan kembali Kekaisaran Bizantium pada 1261.