DIKSI.CO, SAMARINDA - Membahas perkara PDAM Samarinda tak pernah ada habisnya.
Hal itu dikatakan anggota Komisi III DPRD Samarinda, Markaca saat dijumpai awak media di ruangannya.
Menurut Markaca, menangani Perumdam Samarinda bak seperti menonton sinetron panjang dengan berbagai judul yang berjilid - jilid.
"Bahas PDAM ini seperti cerita Sun Go Kong bersama gurunya mencari kitab suci ke barat dan ketemu iblis. Remok dibuat," ujar Markaca berkelakar, Senin (21/6/2021).
Dijelaskan anggota Banperda tersebut, di samping masalah yang tak pernah ada habisnya, Perumdam selalu merugi.
Padahal sebut dia, bahan baku seperti air di sungai mahakam sangat melimpah dan ada denda diberlakukan karena konsumen terlambat membayar tagihan.
"Inikan masalah klise banget," imbuhnya.
Menurutnya Perumdam memiliki banyak masalah seperti intake di Sei Kapih yang belum jadi.
Aset puluhan miliar tidak bisa beroperasi sekitar 10 tahun.
"Duit Rp 50 miliar sudah dianggarkan, tapi sudah 10 tahun tidak jadi, padahal pipa besar sudah tertaman di sana (sei kapih, red)," bebernya.
Bahkan dia menyebut, keberhasilan untuk mengurus pengelolaan air bersih hanya tuhan yang tahu.
"Perubahan signifikan ini harus dimulai dari PDAM," ungkapnya.
Menurutnya wali kota Samarinda telah berupa untuk memperbaiki keadaan tersebut. Ditengah permohonan pemasangan jaringan cukup banyak.
"Saya pikir wali kota dan wawali sudah beraksi untuk membenahi kondisi PDAM, sudah semestinya kami dukung," tutur anggota Banperda itu. (advertorial)