DIKSI.CO, SAMARINDA - Update per Senin (18/5/2020), total ada 34 kasus konfirmasi positif Covid-19 di Samarinda. Dari angka itu, sudah 18 pasien yang dinyatakan sembuh, 1 meninggal dunia, dan masih ada 15 pasien yang menjalani perawatan.
Dengan kondisi tersebut, Dinkes Samarinda percaya diri Kota Tepian telah berhasil melewati masa puncak pandemi Covid-19.
Ismed Kusasih, Plt Kepala Dinas Kesehatan Samarinda, menyebut dengan kondisi pasien sembuh lebih banyak dari pasien yang tengah dirawat, menjadi penanda Samarinda telah melewati masa puncak.
"Kita sudah melewati puncak pandemi, jumlah sembuh lebih banyak dari jumlah pasien yang dirawat. Itu pertanda puncak pandemi bisa kita lewati," kata Ismed Kusasih, Selasa (19/5/2020).
Ismed menegaskan kondisi kasus Covid-19 di Kota Tepian telah landai. Namun begitu masyarakat diminta tetap waspada penularan virus asal Wuhan, Tiongkok ini.
"Penurunan PDP secara epidemiologi tidak bisa dibiarkan, tetapi harus disertai dengan spesifisitas yang tinggi. Berbeda pada fase puncak yang disertai dengan sensitivitas yang tinggi," tegasnya.
Sementara itu, dr Osa Rafshodia, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan) Samarinda, mengungkapkan pihaknya telah pada tahap akhir persiapan rapid test massal di daerah perbatasan Samarinda. Ini menjadi langkah pamungkas, memastikan kasus Covid-19 benar-benar telah menurun di Samarinda.
"Tim rapid sudah keliling Samarinda dibeberapa titik untuk mengambil sampel. Mulai besok persiapan swab massal di beberapa titik, di fase penurunan ini, tim rapid dan surveilans tidak bisa hanya mengandalkan dari pelaporan aktif. Tetapi harus ke lapangan turun aktif, seperti pada fase awal sebelum kenaikan PDP dan sebelum fase puncak," jelasnya.
Tidak ingin terlena dengan penurunan jumlah kasus Covid-19, Dinkes Samarinda ke depan turut juga mencermati perkembangan kasus di daerah tetangga, seperti Balikpapan dan Kukar. Hal ini mencegah terjadinya puncak epidemik baru.
"Sekarang yang paling penting adalah mencegah second wave (puncak epidemik baru) dari tetangga, terutama Balikpapan dan Kukar," pungkas Osa. (tim redaksi Diksi)