DIKSI.CO, SAMARINDA- Sosok RA (35) sebagai ayah yang tega melakukan aksi pemerkosaan kepada anak tirinya berinisial TL (14), Selasa (21/4/2020) pukul 02.30 Wita di sebuah semak-semak pinggir jalan, Kecamatan Samarinda Utara, disebut oleh Psikolog Ayunda Ramadhani sebagi perilaku seksual yang abnormal.
Hal itu dijelaskan Ayunda saat dikonfirmasi, Rabu (23/4/2020) siang. Perilaku tak senonoh yang dilakukan si ayah cabul menambah daftar kelam kasus pencabulan di Kota Tepian.
Ayunda Ramadhan yang aktif dalam melakukan kampanye perlindungan perempuan dan anak, merasa riskan dengan kondisi tersebut. Terlebih ketika mengetahui kedua tangan anak tirinya diikat, ketika si ayah melancarkan nafsunya.
"Walaupun statusnya anak tiri seharusnya tak boleh, tidak lazim. Perilaku yang dilakukan pelaku itu adalah perilaku abnormal," kata Ayunda.
"Itu sudah jelas masuk dalam pencabulan dengan kekerasan karena ada ancaman juga," sambungnya.
Motifnya dari pelaku pun, dinilai bisa dari segala sisi. Dosen Universitas Mulawarman tersebut menilai, ada beberapa kemungkinan lainnya sehingga perbuatan tak senonoh terjadi.
Dimulai dari perkelahian yang terjadi antara pelaku dan istrinya yang bisa menjadi pemicu sebagai pelampiasan agresif. Serta adanya kemungkinan dorongan biologis yang tak tertahankan.
"Karena kalah sama istrinya, bisa jadi itu pelampiasannya secara agresif," jelas psikolog klinis tersebut.
Ditanya dampak besar yang bisa terjadi akibat perkelahian rumah tangga, psikolog klinis itu menerangkan hal tersebut bisa satu dari sekian banyak pemuci. Namun, perkelahian tersebut hanya menjadi opsi pemicu skala kecil.
Saat ditanya mengenai kondisi kejiwaan pelaku dalam sadar atau tidak ketika melakukan tindak amoral tersebut, Ayunda menerangkan hal itu harus dilakukan pemeriksaan lanjutan.
"Itu tergantung dari temuan penyidik, harus dilihat dahulu unsur kesengajaannya, kalau direncanakan ya berarti sadar, itu kewenangan penyidik tapinya," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)