Ia adalah Brigjen TNI Dendi Suryadi, yang merupakan jenderal pertama dari Kaltim, putra asli kutai pertama yang meraih bintang di jajaran Perwira Tinggi TNI AD.
Sosoknya diharapkan warga Kukar untuk berkontribusi besar dalam kepemimpinan di Kutai Kartanegara.
Kabarnya bintang keduanya bakal jatuh ke pundak Dendi Suryadi dalam waktu dekat.
Pangkat Mayor Jenderal (Mayjen) TNI bakal melekat di depan namanya.
Dengan pangkat baru itu membuat karir militer Dendi Suryadi semakin cerah dan cemerlang, lantaran berpotensi menjadi Panglima Kodam (Pangdam) di institusi TNI tanah air.
Teranyar, jenderal pertama asal Kutai, Kalimantan Timur itu turut dipromosikan menjadi Ketua Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran UNHAN.
Wajar saja, Brigjen TNI Dendi Suryadi memiliki kecerdasan dan kepiawaian dalam mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bingkai Pendidikan Pertahanan Negara dan menjaga stabilitas bangsa.
Ia merupakan sosok pribadi yang berkualitas sesuai dengan kompetensi. Terbukti atas penugasannya di dalam Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran.
Namun, tampaknya Dendi Suryadi memilih untuk mengabdi ke kampung halamannya, Kutai Kartanegara (Kukar).
Panggilan dan dorongan masyarakat yang mengharapkan sosok pemimpin sepertinya, rasanya mampu menggeser ambisi jabatan lebih tinggi di karir militernya.
Diketahui, Dendi Suryadi lahir di Kabupaten Tanjung Jabung, Jambi, 20 September 1968. Meski lahir di Jambi dan sebelumnya bertugas di Bandar Lampung, buah hati dari pasangan Djamhur dan Emly ini bukan orang baru di Bumi Etam.
Sejak usianya tiga tahun, Dendi sudah tinggal di Samarinda. Ibunya, Emly, memiliki darah Kutai.
Perjalanan hidup Brigjen Dendi sejak di bangku Sekolah Menengah Pertama sudah bercita-cita menjadi militer, di mana kepemimpinan dilatihkan secara sangat serius.
"Saya ingin jadi pemimpin," ujarnya.
Menjemput mimpi itu bukan hal mudah bagi Brigjen Dendi. Kehilangan ayah sejak usia remaja membuatnya harus mengenyam pendidikan di sekolah negeri, karena tak cukup uang untuk menempuh sekolah swasta.
"Sejak duduk di bangku sekolah dasar hingga SMA, Brigjen Dendi juga rela berjalan kaki ke sekolah demi masa depan," ungkapnya.
Tahun 1989, Brigjen Dendi tamat SMA Negeri 1 Samarinda, dia kemudian mendaftar dan ikut tes masuk Akademi Militer (Akmil) melalui Kodam Mulawarman di Balikpapan.
Semua tahapan dia lewati dalam senyap. Tapi pada uji ketahanan fisik lari keliling Lapangan Merdeka dia ambruk, di seperempat akhir jarak yang harus diselesaikan.
Tak patah aral, setahun sejak kegagalan di Balikpapan, Brigjen Dendi kembali mencoba peruntungan mendaftar dunia militer. Kali ini dia ingin ke Bandung, mendaftar menjadi Akmil melalui Kodam Siliwangi.