Jumat, 17 Mei 2024

Isolasi Mandiri, 129 Kepala Keluarga di Sempaja Lakukan "Lockdown Lokal"

Koresponden:
Muhammad Zulkifly
Kamis, 2 April 2020 7:48

Ketua RT 19 Prihajono di Jalan Toyib Hadiwijaya, Kelurahan Sempaja Timur, Kecamatan Samarinda Utara saat dijumpai awak media, Kamis (2/4/2020)./Diksi.co

DIKSI.CO, SAMARINDA- Meski pemerintah baik di pusat maupun daerah belum menerapkan isolasi wilayah alias lockdown. Namun berbeda halnya dengan yang terjadi di Jalan Toyib Hadiwijaya, RT 19, Kelurahan Sempaja Timur, Kecamatan Samarinda Utara yang telah melakukan karantina mandiri bagi 129 Kepala Keluarga (KK) yang bermukim di dalamnya.

Karantina mandiri yang dilakukan secara swadaya itu telah disepakati para warganya, dan mulai diberlakukan sejak Rabu (1/4/2020) hingga jangka waktu yang belum ditentukan. Hal ini disampaikan oleh ketua RT 19 bernama Priharjono (60) saat dijumpai awak media, Kamis (2/4/2020) siang.

Dijelaskannya, sebelum melaksanakan lockdown lokal tersebut, Priharjono dengan segelintir warga lainnya telah lebih dulu berembuk secara matang. Setelah disepakati, perihal tersebut akhirnya disampaikan kepada warga lainnya melalui pesan singkat di media chating Whatsapp.

"Tanggal 30 itu kami sebar di grup WA RT 19 sini. Setelah semua setuju baru kami laksanakan kemarin," jelasnya kepada awak media.

Penyebaran pandemi Covid-19 yang semakin masif di Bumi Mulawarman ini rupanya membuat Priharjono dan warganya lebih mawas diri. Tujuannya jelas, untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang sampai saat ini belum ditemukan obat manjurnya.

Mengingat kondisi wilayah RT 19 yang menjadi jalur alternatif bagi pengendara yang hendak menuju Perumahan Lestari Indah Sempaja dari arah Gang Ahim, Jalan KH Wahid Hasyim akhirnya membuat warga menerapkan istilah lockdown lokal.

"Jalur akses utama kami tutup, yang diperbolehkan lewat cuman jalur alternatif di belakang RT 19 ini, itu pun kami awasi dan batasi," ungkapnya.

Selain penerapan lockdown lokal tersebut, lanjut Priharjono, pada Minggu (5/4/2020) mendatang, rencananya mereka juga akan melakukan penyemprotan disinfektan besar-besaran untuk warga RT 19.

"Kalau tidak ada masalah baru kita penyemprotan nanti. Setelah penyemprotan, kita tetap tutup sampai ada kabar baik kalau corona ini sudah mulai mereda," terangnya.

Tidak hanya akses jalan, namun bagi warga yang hendak berpindah pun Priharjono bersana warga lainnya akan melakukannya secara selektif. Semisal, asal wilayah dari warga yang hendak bermukim di sana dan riwayat perjalan serta penyakit mereka. Meski baru dua hari diterapkan lockdown lokal ini, menurut Priharjono kalau warganya begitu patuh dan kompak demi kemaslahatan bersama.

"Sudah tidak ada lagi warga kami yang ngonkrong-nongkrong di sini, ya semoga kondisi ini bisa cepat berlalu," sambungnya.

Sementara itu, penuturan seorang warganya bernama Rahmadiansyah (50), sangat setuju dengan lockdown lokal ini, karena bertujuan untuk kebaikan bersama.

"Setuju banget. Kami tidak ada keresahan biar pun sekarang akses jalan dibatasi, karena kan tujuannya untuk mengurangi dan mencegah," tegasnya.

Pernyataan serupa pun turut diutarakan Arul (36), warga lainnya. Menurut Arul, meski kondisi saat ini sangat menyusahkannya untuk mencari nafkah, lantaran ia memiliki usaha bengkel mobil di kediamannya yang terkena dampak lockdown lokal ini. Namun, ditegaskannya kalau kesehatan dan keselamatan bersama adalah hal yang jauh lebih penting dari semuanya.

"Yang penting kita aman, karena kondisi ini yang susah bukan cuman saya sendiri. Banyak orang di luar sana juga mengalami nasib yang sama," kata Arul.

"Lebih baik kita menjaga kesehatan dan keselamatan bersama untuk sementara ini terlebih dulu," timpalnya. (tim redaksi Diksi)

Saefuddin Zuhri/Diksi.co

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews