Selasa, 26 November 2024

Sopir Angkot Dianaktirikan dalam Pembagian Sembako, Dinsos Samarinda Memilih Ojol seperti Kota di Pulau Jawa

Koresponden:
Muhammad Zulkifly
Selasa, 28 April 2020 11:0

Para ojol roda dua yang diberdayakan pemerintah untuk mendistribusikan bantuan paket sembako dan disisi lain menganaktirikan para sopir angkot/HO

DIKSI.CO, SAMARINDA- Jika berbicara dampak dari wabah pandemi Covid-19 di nusantara, tentu seluruh lapisan masyarakat mendapat imbasnya.

Baik di tingkat elite hingga ke masyarakat kelas bawah. Melemahnya ekonomi juga pasti berbanding lurus dengan daya beli masyarakat kala ini, terutama untuk memenuhi kebutuhan harian mereka.

Upaya telah digalangkan pemerintah dengan memberdayakan para pengemudi ojek online (ojol) sebagai kurir pengantaran sembako.

Mereka dipilih karena dinilai sebagai warga terdampak yang masih bisa diberdayakan membantu upaya pemerintah. Namun sayang, mengingat pekerja di bidang jasa ini tak hanya ojol semata.

Pasalnya, para sopir angkutan kota (angkot) juga menggeluti bidang serupa, namun nasib tak berpihak kepada mereka.

Dalih pemerintah memberdayakan ojol sendiri karena menilai, para driver itu khususnya roda dua memiliki tingkat mobilitas tinggi untuk menembus jalur kecil menuju pemukiman warga penerima sembako.

Akan tetapi, dari hasil pantauan lapangan media ini, diketahui pula kalau driver ojol tak hanya roda dua yang diberdayakan membagi distribusi sembako, dengan kata lain pengemudi ojol roda empat juga ikut terlibat.

Yang menjadi pertanyaan, kenapa pemerintah tak memberdayakan para sopir angkot jika mereka bisa menggunakan layanan ojol roda empat?

Menjawab perihal tersebut, Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Samarinda Ridwan Tassa menjelaskan kalau pemilihan tersebut diikuti berdasarkan apa yang lebih dulu telah diterapkan sejumlah pemerintah di Pulau Jawa.

"Pemilihan itu (pemberdayaan ojol) saat rapat. Ada dua contoh yang kami ambil, yakni Jakarta dan daerah Jawa Barat," jelasnya saat dikonfirmasi, Selasa (28/4/2020).

Lebih jauh dijelaskannya, berdasarkan rapat tersebut akhirnya disepakati pada distribusi sembako tahap awal Samarinda akan memberdayakan para ojol sebagai jasa pengantar dari tingkat kecamatan menuju ke warga penerima bantuan.

Karena pembagian banyak dilakukan di daerah padat penduduk maka dari itu, pengemudi ojol roda dua dirasa menjadi solusi utamanya. Sedangkan pemberdayaan ojol roda empat, kata Ridwan, diperbantukan untuk mengantar paket sembako dengan jumlah besar jarak jauh.

"Jadi pakai mobil ojol. setelah sampai di kelurahan dan kecamatan baru memakai motor," jelasnya.

Namun demikian, sambungnya, pembagian tersebut merupakan tahap awal yang nantinya akan kembali dilakukan evaluasi. Hanya saja, untuk pemberdayaan sopir angkot, Ridwan menyebut belum ada pembahasan yang menjurus ke sana.

"Bagaimana caranya angkot mangantar ke rumah rumah?" tanya Ridwan.

"Inikan pedagang antar ke kecamatan, dari kecamatan diambil ojol. gimana caranya kalau pakai angkot?" tanyanya lagi.

Meski mengaku belum menemukan rumusan memberdayakan para sopir angkot, namun penggunaan jasa mereka nantinya bisa saja diusulkan dalam evaluasi distribusi sembako tahap kedua.

"Kalau didata bisa juga kali, tapi nanti kami evaluasi," timpalnya.

Yang pastinya, pemerintah diakui Ridwan mempunyai niat untuk membantu satu kelompok yang terdampak, semoga yang mengantar dan diantar saling terbantu.

"Setelah tahap pertama nanti ada lanjutan dari pemprov (pemerintah provinsi) 3 kali, lalu tahap kedua dari pemkot memberi bantuan mendekati lebaran nanti," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)

Saefuddin Zuhri/Diksi.co

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews