Jumat, 20 September 2024

Penerapan New Normal Samarinda, Andi Ishak: Pemkot Jangan Terkesan Latah

Koresponden:
Er Riyadi
Jumat, 29 Mei 2020 2:48

Andi Muhammad Ishak, Plt Kepala Dinkes Kaltim (kiri) dan Osa Rafshodia, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Samarinda/Diksi.co

DIKSI.CO, SAMARINDA - 1 Juni 2020, warga Samarinda sudah bisa beraktivitas kembali, namun tetap mematuhi protokol kesehatan.

Pada Senin besok, organisasi perangkat daerah (OPD), tempat peribadatan, rumah makan, tempat hiburan, taman, tempat perbelanjaan dan pasar malam dapat dibuka kembali. Hal itu tertuang dalam surat edaran relaksasi yang ditandatangani oleh Syaharie Jaang, Wali Kota Samarinda.

Penerapan new normal Samarinda, ditanggapi oleh Andi Muhammad Ishak, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kaltim.

Andi menyebut, Pemkot Samarinda diharap tidak terkesan latah dalam mengambil kebijakan saat penerapan new normal

Andi menekankan tiga aspek yang harus dipenuhi sebelum akhirnya menerapkan kehidupan normal baru itu.

"Sebenarnya Pemkot Samarinda jangan sampai juga terkesan latah karena sudah didorong beberapa beberapa rekomendasi melaksanakan new normal. Ada kriteria yang harus dipenuhi," kata Andi Ishak.

Beberapa aspek yang harus dipenuhi di antaranya, tingkat penyebaran kasus. Grafik R Nought (RO) harus dibawah angka 1 sebagai syarat yang harus dipenuhi suatu daerah jika ingin menerapkan new normal. RO adalah jumlah orang yang ditulari oleh tiap orang sakit

 "Bagaimana tingkat RO-nya, bila di atas 1, maka jangan dulu melakukan new normal," jelasnya.

Selain itu, fasilitas kesehatan juga harus mampu mengcover bila nantinya dalam penerapan new normal terjadi puncak penyebaran kasus kedua, hingga penyakit lain yang muncul.

Kemampuan tracing juga harus diperkuat, serta diperkuat treatmentnya untuk melacak daerah yang berkemungkinan ada penularan dan orang orang yang berkemungkinan terjadi penularan virus. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus.

Kemampuan tracing inilah yang menjadi catatan tebal Dinkes Kaltim, terlebih melihat ada kasus penularan Covid-19 terhadap dua perawat di RSUD AWS Samarinda yang belum diketahui muasal penularannya. Padahal keduanya sudah ditetapkan konfirmasi positif pada 23 Mei lalu.

Dinkes Samarinda, hingga kini terus melakukan tracing dan berspekulasi, dua daerah kemungkinan penularan pasangan suami istri ini, yakni tertular di Kukar atau transmisi lokal Samarinda.

Sementara itu, dr Osa Rafshodia, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan) Samarinda, mengungkapkan adanya dua kasus perawat di AWS yang terkonfirmasi positif Covid-19 tidak menjadi sandungan pelaksanaan relaksasi (new normal) di Samarinda.

"Hal ini juga bukan merupakan masalah untuk dilakukannya relaksasi. Karena virus ini akan tetap ada sampai ada upaya global melalui vaksinasi," ungkapnya, dikonfirmasi Jumat (29/5/2020)

Menurut dr Osa, Samarinda memasuki fase penyembuhan dari kasus Covid-19, namun bukan berarti tidak ada kasus baru yang ditemukan. Kasus baru ini merupakan buah hasil penelusuran awal dan deteksi kasus, guna mencegah meluasnya penyebaran.

"Di fase penyembuhan, memang trend penemuan kasus baru menurun, tetapi bukan berarti tidak ada kasus baru. Kasus baru akan muncul, karena memang tim covid dinkes mencari dan terus mencari, untuk deteksi awal dan mencegah meluasnya penyebaran," tegasnya.

"Deteksi awal kami ke depankan supaya bisa mencegah meluasnya transmisi," tutupnya. (tim redaksi Diksi)

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews