Jumat, 22 November 2024

Pandemi Covid-19, Pedagang Sapi di Samarinda Akui Sepinya Minat Beli Masyarakat

Koresponden:
Muhammad Zulkifly
Rabu, 22 Juli 2020 4:26

FOTO : Meski sepi pembeli para pedagang hewan kurban tetap optimis kalau dagangan mereka bisa memenuhi target saat mendekati pelaksanaan Iduladha/Diksi.co

DIKSI.CO, SAMARINDA - Tinggal menghitung jari, tepatnya pada 31 Juli nanti, Iduladha segera terlaksana.

Kendati demikian, rupanya suka cita tak dialami oleh para pedagang hewan kurban di Kota Tepian.

Masalahnya, ialah kenaikan harga jual dan sepinya pembeli.

Hal tersebut diutarakan Yogi Nofrian (27) pedagang hewan kurban di bilangan Damanhuri, Kecamatan Sungai Pinang. 

Gempuran pandemi Covid-19 tentu berimbas pada daya beli masyarakat yang juga diakui para pedagang.

Namun hal tersebut sangat berdampak pada penjualan hewan kurban tahun ini. 

"Penjualan sekarang sehari belum tentu ada. Kalau tahun kemarin hari-hari deket gini biasa ada aja satu tiap hari," ungkap Yogi, Rabu (22/7/2020). 

Selain lesunya ekonomi yang berdampak pada minimnya penjualan hewan kurban, para pedagang kini juga dihadapkan dengan problem kenaikan harga yang justru terjadi di tengah wabah pandemi Covid-19.

Jenis sapi yang dijual di tempat Yogi sendiri biasanya berasal dari Sulawesi Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT) dan mengalami kenaikan harga jual Rp1 hingga Rp2 juta perekornya. 

"Kalu tahun lalu itu sapi harganya Rp15 juta sekarang jadi Rp17 juta. Ada juga yang dari Rp16 jadi Rp17 juta. Naiknya (harga) karena ongkos pengiriman kapal sekarang kan mahal," keluh pedagang yang setiap tahunnya menyetok 30 ekor hewan kurban ini.  

Kondisi harap-harap cemas ini juga dialami pedagang hewan kurban lainnya. Ialah Thamrin (38) yang setiap tahunnya menjajakan kambing kurban di bilangan Merdeka, Kecamatan Sungai Pinang Dalam.

Dari stok tahunannya, Thamrin biasa menyediakan 50 ekor kambing asal Sulawesi ini bisanya telah mencapai penjualan puluhan hewan kurban jika memasuki H-10 Iduladha.

"Tahun ini kayaknya bakal ada penurunan omset, sampai detik ini baru 11 ekor yang laku," kata Thamrin saat dijumpai awak media. 

Thamrin mengaku cemas dengan kondisi yang ia alami, hari raya tinggal menghitung hari sementara dagangannya masih begitu banyak.

Memutar akal tentu harus dia lakukan jika pada hari terakhir kambing yang dijajakan tak habis terjual.

Salah satu siasatnya, yakni hewan akan dipotong sendiri dan dijual melalui eceran para pedagang daging di pasar-pasar tradisional. 

"Sebetulnya harga juga engga jauh beda dari tahun sebelumnya biar pun ada kenaikan. Tapi mudah-mudahan dalam hitungan hari deket lebaran banyak yang pesan," tutupnya. (tim redaksi Diksi) 

 

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews