DIKSI.CO, SAMARINDA - Hampir sepekan sejak diberlakukannya fase relaksasi tahap pertama oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda, perlahan ekonomi dari skala kecil hingga besar perlahan mulai kembali bergairah.
Terlihat aktivitas di ruas jalan Samarinda mulai berangsur memadat, hingga kembali dibukanya tempat-tempat nongkrong para anak muda.
Seperti di Jalan Mawar, Kelurahan Bugis, Kecamatan Samarinda Kota, Jumat (5/6/2020), warung makan kecil-kecilan milik Safarullah (40) kembali dibuka sejak 3 hari lalu.
Safarullah menuturkan, kalau dirinya sangat bersyukur karena bisa membuka usaha kecil-kecilannya dan kembali bisa dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
"Karena, kemarin pengetatan sangat berimbas dengan kami yang usaha kecil-kecilan begini. Yah, setidaknya kami bisa lagi bernapas," ungkapnya.
Meski kondisi sekarang memungkinkan Safarullah kembali berjualan, namun ia tetap mengharapkan agar Pemkot Samarinda memiliki ketegasan dalam menangani Covid-19 maupun nasib para pedagang kecil seperti Safarullah.
"Keinginan saya itu cuman dua. Pertama tetap sehat. Kedua tetap bisa jualan. Jangan sampai coronanya negatif, tapi kelaparan warga positif," imbuhnya.
Rasa senang akan kondisi yang membuat ia bisa kembali berjualan tak lantas membuat Safarullah melupakan anjuran pemerintah untuk menggunakan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak kepada para pengunjungnya.
"Ya sementara ini saya jualan cuman habis magrib sampai jam 11 malam aja, mas," pungkasnya.
Sementara itu, Fahmi Idrus (26) seorang pegawai swasta yang mengaku khawatir dengan pandemi.
Namun ia tak memiliki pilihan untuk tidak keluar rumah.
"Karena corona ini belum benar-benar berhenti. Biar relaksasi seperti apapun saya tetap merasa waswas, karena bisa ada potensi penularan," ungkapnya saat dijumpai di warung makan Safarullah.
Fahmi juga mengharapkan hal yang sama, agar pemerintah bisa dengan tegas mengambil sikap di tengah pandemi dan melemahnya daya beli masyarakat.
"Sebetulnya saya kurang setuju dengan relaksasi, tapi kalau tidak keluar rumah juga tidak ada penghasilan buat anak dan istri," tambahnya. (tim redaksi Diksi)