Jumat, 22 November 2024

Lolos Studi Kelayakan, PUPR Samarinda Pastikan Lokasi Pembangunan Terowongan di Gunung Manggah Aman 

Koresponden:
Achmad Tirta Wahyuda
Kamis, 23 Desember 2021 7:58

Hero Mardanus, Kepala Dinas PUPR Samarinda/ Diksi.co

DIKSI.CO, SAMARINDA - Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda Hero Mardanus memastikan bahwa lokasi pembangunan terowongan di kawasan Gunung Manggah, Jalan Otto Iskandardinata (Otista) dalam kondisi layak aman untuk dilakukan penggalian dan konstruksi bangunan. 

Berdasarkan hasil uji kelayakan (feasibility study), jenis tanah di lokasi tersebut persis kondisi tanah secara umum di Kota Samarinda yang terdiri dari tanah lempung berpasir. Meski demikian, kembali ditegaskannya kondisi keseluruhan tanah tetap layak dan aman untuk dijadikan terowongan

"Beberapa aspek yang kami lihat dari survei geologi, geoteknik, dan geofisika serta analisis data lapangan nya, di sana aman dibangun (terowongan)," ungkapnya, Kamis (24/12/2021). 

PUPR Samarinda menargetkan, pembangunan fisik terowongan bisa dimulai pada April 2022 mendatang. Setelah masalah sosial yang berkenaan dengan status lahan warga diselesaikan. Pihaknya saat ini tengah mendata kebutuhan pembebasan lahan tersebut. 

"Di bagian outlet nya (keluar terowongan) sekitaran Jalan Kakap itu perlu ada pembebasan, ini sedang kami data semua. Berapa luasannya dan berapa yang akan dibebaskan, baru nanti kami bicarakan dengan pertanahan untuk pembebasan lahan," bebernya.

Sebagai informasi, proyek mercusuar terowongan akan dibiayai melalui skema tahun jamak (MYC). Perkiraan biaya mencapai Rp 419 miliar. Dibangun dalam jangka waktu 3 tahun hingga tahun 2024 mendatang. 

Pemkot Samarinda pun telah menganggarkan Rp 110 miliar untuk pembangunan fisik di tahun 2022 sebagai tahun pertama tahapan pembuatan terowongan ini. 

"Setelah ini sudah bisa dilelangkan, memang targetnya 3 tahun, tetapi kita harap pembangunan fisiknya bisa lebih cepat," ucapnya.

Sementara itu, Wali Kota Samarinda, Andi Harun menyatakan akan terus mengulik sumber pembiayaan pembangunan terowongan di luar APBD Samarinda. 

Ia menyebut, pengerjaan terowongan akan memakan waktu sekitar 35 bulan lamanya. Meski begitu, jika alat kerja ditambah, maka pembuatan terowongan akan lebih singkat dari waktu yang diperkirakan. 

"Kesimpulan di hasil studi kelayakan, intinya sangat memungkinkan secara teknis lokasi itu dibangun terowongan. Artinya bisa lanjut. Pembangunan MYC selama tiga tahun, sampai 2024 nanti," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews